Rabu, 30 Maret 2022

NYARI UNTUNG

 [TIPS JUALAN]


✍️ NYARI UNTUNG


@MuhammadMujianto


Setiap orang yang jualan tentu yang dicari itu 'untung'. Kayaknya, hampir nggak ada orang jualan nyari rugi. Makanya, kemudian lahirlah buku-buku marketing yang mengajarkan tentang cara nyari untung besar saat jualan. 


Dari beberapa buku dan artikel tentang teknik berjualan agar sukses dan meraih untung besar, saya bisa simpulkan menjadi beberapa tips berikut. Saya share di sini supaya bisa dimanfaatkan oleh Anda yang mungkin baru pingin jualan.


***


Agar mudah difahami, saya pakai contoh saja ya...


Misalnya kita pingin jualan bakso di tempat yang sudah banyak tukang baksonya. Maka, hendaknya kita lakukan langkah berikut:


✏LANGKAH 1: FOKUS PADA KUALITAS


Ya, kita harus yakinkan bahwa bakso kita berkualitas dan punya keunggulan dari bakso-bakso yang sudah ada.


Maka, alangkah baiknya sebelum kita mulai jualan, kita amati dulu tukang-tukang bakso yang bakalan jadi pesaing kita. Kita cobain semua. Dari yang mangkal, hingga yang dipikul seperti Bakso Cuanki. Terutama yang pengunjungnya ramai terus.


Coba kita kaji tentang: rasanya, harganya, cara penyajiannya, tempatnya, sikap tukang baksonya, bentuk baksonya, dll.


Setelah itu, kita coba bikin bakso yang memiliki nilai lebih. Misalnya, kita bisa berinovasi di bentuknya yang unik. Tidak ada salahnya kita bikin bakso berbentuk hati. Jadi nggak bulat lagi. Bisa nanti warungnya kita namakan dengan 'BAKSO CINTA' atau "BAKSO HATI" atau "BAKSO MERAH JAMBU" atau apalah terserah. Yang penting nama-nama yang baik.


Kemudian...


Sebelum mulai buka warung, kita coba lakukan tes kecil-kecilan dulu. Kita coba bikin bakso, kemudian kita minta teman dan tetangga nyobain. Kemudian kita minta responnya. Kalau 90% ke atas memberi respon positif, kita bisa deh tuh melangkah ke tahap selanjutnya. 


Saatnya warung dibuka...


✏LANGKAH 2: CARI PERHATIAN


Saat awal buka warung, kalau mau laku, kita harus bikin orang tertarik mampir ke warung kita.Percuma saja kita buka warung kalo yang dateng cuma lalat dan nyamuk. Bisa bangkrut kita nanti. Makanya, kita kudu bikin orang dateng dulu. 


Gimana caranya?


Kita harus cari perhatian mereka. Bikin orang mau melihat warung kita saat lewat, kemudian kita bikin mereka tertarik untuk mampir.


Banyak cara yang bisa kita lakukan. Misalnya begini. 


Seminggu sebelum dibuka, kita sudah pasang spanduk dan nyebar brosur ke target market kita. Bikin semenarik mungkin. 


Ketika awal buka, kita bikin tulisan besar-besar di depan warung:


"BAKSO CINTA!!! DISKON 50% SELAMA 3 HARI!!!"


 Insya Allah, dengan begitu akan banyak yang tertarik untuk membeli. 


Kalo mereka puas, saya yakin akan balik lagi nanti. Bahkan bisa jadi mereka bakalan rekomendasikan bakso kita ke orang lain.


Makanya, saat kita jualan sesuatu, di awal kita sebaiknya fokus pada nilai tambah. Apa keunggulan yang kita tawarkan? Dalam segala hal. Tidak hanya di produk yang kita jual. Bisa di kenyamanan warung, pelayanan yang ramah, parkiran yang luas dan gratis, dll.


Selanjutnya...


✏ LANGKAH 3: BIKIN BALIK LAGI


Sebuah produk makanan yang enak tentu bisa bikin orang ketagihan untuk makan lagi dan lagi. Nggak cuma sekali, setelah itu nyesel seumur hidup.


Kalau ada orang beli bakso di deket rumahnya, trus setahun nggak beli-beli lagi, hampir bisa dipastikan dia nggak puas. Kalo ada orang kayak gini, kayaknya berat untuk diharapkan dateng lagi.


Tapi, kalau ada orang yang dalam satu pekan bisa beli lebih dari sekali, maka bisa diduga dia cocok. Maka, kita bisa upayakan dia sering dateng. Bahkan kalau bisa bawa temen.


Caranya?


Misalnya, kita kasih dia makan gratis kalau bisa ngajak tiga temennya makan bakso. Atau kasih kupon. Kalau sudah terkumpul 10 bisa ditukar dengan 1 porsi bakso super. Dll. Silakan difikirkan sendiri.


Naah….!


Demikian kurang lebih tipsnya. Masuk akal, bukan?! 


Kalau mau tau hasilnya, silakan dicoba sendiri…


Semoga berhasil!


@MuhammadMujianto


๐Ÿ‘‡INFO BUKU FAHIMNA PUBLISHING๐Ÿ‘‡


✨ SHOPEE

๐Ÿ‘‰ KLIK: https://shopee.co.id/fahimna_publishing


✨ TOKOPEDIA

๐Ÿ‘‰ KLIK: https://tokopedia.com/tokofahimna



✊SEMANGAT BELAJAR✊

Jumat, 04 Maret 2022

BEDA IYYAAKA & IYAAKA

 ✍️ BEDA IYYAAKA & IYAAKA


Pernah saya sampaikan bahwa dalam bahasa Arab, salah baca sebuah kata sedikit saja bisa mengubah makna yang jauh. 


Contohnya:


๐Ÿƒ ุงِุณْู…ٌ

Ismun=Nama


๐Ÿƒ ุฅِุซْู…ٌ

Itsmun=Dosa


๐Ÿƒ ุญَู…َّุงู…ٌ

Hammaamun=Toilet


๐Ÿƒ ุญَู…َุงู…ٌ

Hamaamun=Burung merpati


Naah...


Oleh karena itu, baca al-Qur'an ada ilmunya. Namanya ilmu tajwid. Diatara tujuan dipelajarinya ilmu tajwid adalah agar kita terhindar dari salah baca saat membaca al-Qur'an.


Di kebanyakan masyarakat Muslim, Ilmu Tajwid ini biasanya dipelajari di masa kecil, sekitar usia TK atau SD.


Naah...


Agar kita semakin semangat mempelajari ilmu Tajwid dan memperbaiki bacaan al-Qur'an, berikut ini saya berikan contoh kata dalam surat al-Fatihah yang kadang dibaca keliru oleh sebagian orang.


✅ ุงَู„ْุญَู…ْุฏُ ู„ู„ู‡

Alhamdu lillaah

Segala PUJIAN milik Allah


❌ ุงَู„ْู‡َู…ْุฏُ ู„ู„ู‡

AlHamdu lillaah

Segala KEMATIAN milik Allah


✅ ุงู„ุฑุญู…ู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ

Ar-Rahmaanir Rahiim

Maha Pengasih lagi Maha PENYAYANG


❌ ุงู„ุฑุญู…ู†ِ ุงู„ุฑَّุฎِูŠْู…ِ

Arrahmaanir RaKhiim

Maha Pengasih lagi Maha MERDU


✅ ุฅِูŠَّุงูƒَ ู†َุนْุจُุฏُ

Iyyaaka na'budu

Hanya KEPADA-MU kami menyembah


❌  ุฅِูŠَุงูƒَ ู†َุนْุจُุฏُ

Iyaaka na'budu

Hanya kepada CAHAYA MATAHARI-MU kami menyembah


Naah...


Ini diantaranya...


Semoga semakin membuat kita termotifasi untuk memperbaiki bacaan al-Qur'an kita, sekaligus mengulang-ulang kembali ilmu Tajwid yang barangkali dahulu pernah kita pelajari. 


✊SEMANGAT BELAJAR✊


✍️ Bogor, Jum'at 18 Sept 2020

✍️ Muhammad Mujianto


⏰BELAJAR BAHASA ARAB 5 MENIT⏰


๐Ÿ‘‡VIA YOUTUBE๐Ÿ‘‡

https://youtube.com/playlist?list=PLaZXzoTqr1A8gqMadakc3czqYCvxJLxcK

Kamis, 03 Maret 2022

KEKUATAN NIAT

 ✍️ KEKUATAN NIAT


Pernah suatu ketika, saya hendak membayar bubur yang baru saja saya makan bersama istri. Totalnya Rp. 20.000 untuk 2 mangkok bubur dan 8 tusuk sate (usus dan ampela). 


Saya ambil semua uang di kantong, dan saya lihat ada 1 lembar uang Rp. 20.000-an dan beberapa lembar uang Rp. 5.000-an. Awalnya saya ingin kasih ke tukang bubur uang yang 20.000-an. Tapi, saya kemudian teringat dengan perkataan ulama. Kurang lebih redaksinya begini:


"Amalan yang hukum asalnya mubah, jika diniatkan ibadah, maka akan bernilai ibadah dan bisa berbuah pahala".


Amalan mubah misalnya: makan, minum, tidur, jual-beli, tamasya, dll. Jika dikerjakan kita tidak mendapatkan pahala, dan jika ditinggalkan kita tidak berdosa. Demikian kurang lebih definisi mubah.


Namun, jika amalan mubah ini kita kerjakan dalam rangka untuk kebaikan, maka kita akan mendapatkan pahala, insyaallah. Misalnya begini:


๐Ÿ‚ Kita niat makan dan minum agar kuat dalam melakukan ibadah dan amal kebaikan lainnya.


๐Ÿ‚ Kita tidur cepat di malam hari agar bisa bangun dini hari untuk tahajjud dan menghafal al-Qur'an.


๐Ÿ‚ Kita tamasya ke tempat-tempat yang indah agar fikiran kembali segar, sehingga lebih fokus dalam beribadah sehari-hari.


๐Ÿ‚ Kita beli dagangan tetangga atau teman, untuk membantu perekonomiannya.


Dan masih banyak lagi contoh lainnya. 


Diantara dalilnya adalah hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam:


ุฅِู†َّู…َุง ุงู„ْุฃَุนْู…َุงู„ُ ุจِุงู„ู†ِّูŠَّุงุชِ ูˆَุฅِู†َّู…َุง ู„ِูƒُู„ِّ ุงู…ْุฑِุฆٍ ู…َุง ู†َูˆَู‰


 “Sesungguhnya semua amalan itu tergantung niatnya, dan setiap orang akan dibalas sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)


Jadi, agar hidup kita ini bisa bertabur pahala, coba mulai sekarang kita kita hadirkan niat baik dalam setiap aktifitas keseharian kita. Agar dengan begitu, tabungan pahala kita semakin banyak.


Akhirnya, saya pilih untuk memberikan beberapa lembar uang Rp. 5.000-an ke tukang bubur. Niat saya untuk memudahkan beliau dalam mendapatkan uang kembalian. Sebab biasanya, ada saja pembeli yang membayar dengan uang besar di pagi hari. 


Naah...


Jadi begitu...


Oya, perlu saya sampaikan juga bahwa ini kalau kaitannya dengan amalan mubah. Adapun untuk amal ibadah (seperti shalat, zikir, do'a, dll.), untuk mendapatkan pahala harus terpenuhi 2 persyaratan: Niat ikhlas dan caranya harus benar sesuai tuntunan syari'at. Jadi, tidak cukup niat ikhlas saja. 


Demikian.


Semoga bermanfaat.


Wallahu a'lam.


@MuhammadMujianto


๐Ÿ‘‡INFO PELATIHAN BAHASA ARAB๐Ÿ‘‡


https://m.facebook.com/groups/314170628628710/permalink/4293606354018431/

Sabtu, 05 Februari 2022

KENAPA DULU TIDAK BELAJAR BAHASA ARAB

 KENAPA DULU TIDAK BELAJAR BAHASA ARAB?


Dulu, sempat timbul pertanyaan dalam hati. Begini..


Dari kecil, setiap hari kita shalat pakai BAHASA ARAB. Berdoa juga pakai BAHASA ARAB. Berzikir juga. Baca al-Qur'an juga.


Tapi, kenapa para orang tua tidak menganjurkan anaknya belajar BAHASA ARAB untuk menyempurnakan ibadah  itu. Guru2 di sekolah pun, seingat saya, tidak ada satupun yang memotifasi siswanya untuk belajar BAHASA ARAB. 


Kenapa? 


Padahal, BAHASA ARAB begitu akrab dengan kehidupan kita.


Kenapa???


Dugaan saya, karena dulu, sangat jarang tempat belajar bahasa Arab yang di luar pondok pesantren.  Bahkan nyaris tidak ada. 


Jadi, kalau mau belajar bahasa Arab, ya harus mondok. Setelah itu, lulus pondok biasanya jadi ustadz. 


Kalau tidak mau jadi ustadz bagaimana? Sebab, tidak semua orang harus jadi ustadz, kan?


Naah...


Itu dia yang susah. Hampir tidak ada tempat belajar bahasa Arab, selain di pondok pesantren. Makanya mungkin, tidak ada atau sangat jarang ortu dan guru yang memotifasi untuk belajar BAHASA ARAB.


Namun, sekarang jaman telah berubah!


Tempat belajar BAHASA ARAB sekarang tersebar di mana2. Di dunia nyata atau di dunia maya. Yang berbayar banyak, yang GRATIS juga banyak.


Maka, sekarang tidak ada alasan lagi bagi kita untuk tidak bisa belajar BAHASA ARAB. Tinggal tumbuhkan KEMAUAN saja. 


Ingat!


Kelak, ibadah kita akan kita serahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Apakah kita tidak malu jika menyerahkan ibadah yang ala kadarnya.


Saatnya kita memperbaiki ibadah kita sehari2. Saatnya kita menyempurnakan dan mempercantik ibadah. Diantaranya dengan belajar BAHASA ARAB.


FAHIMTUM?

BAHASA ARAB CIRI RADIKALISME?

 BAHASA ARAB CIRI RADIKALISME❓


Ketika bangun tidur, kita berdoa. Doa pakai BAHASA ARAB!


Kemudian, kita masuk kamar mandi, kita juga berdoa. Doa pakai BAHASA ARAB!


Setiap hari kita mendengar suara adzan. Adzan pakai BAHASA ARAB!


Setiap hari kita shalat. Shalat pakai BAHASA ARAB!


Setiap hari kita zikir. Zikir pakai BAHASA ARAB!


Setiap hari kita baca al-Qur'an. Al-Qur'an pakai BAHASA ARAB!


Sebelum tidur kita berdoa. Doa pakai BAHASA ARAB!


...


Intinya, BAHASA ARAB begitu akrab dengan kehidupan kita sebagai seorang Muslim. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, kita berinteraksi dengan BAHASA ARAB.


Maka, sangat wajar jika banyak orang Islam yang semangat belajar BAHASA ARAB. 


KENAPA???


Karena mereka ingin memperbagus ibadahnya sehari-hari!


Karena mereka ingin memahami agamanya!


Karena BAHASA ARAB adalah bagian dari agama mereka yang tidak bisa dipisah!


Oleh karena itu, sungguh aneh kalau ada orang yang mengatakan bahwa BAHASA ARAB adalah ciri radikalisme. Padahal BAHASA ARAB adalah bagian dari AGAMA ISLAM.


Dan...


ISLAM adalah agama yang mengajarkan KASIH SAYANG kepada seluruh alam.


FAHIMTUM, SON?


✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️✍️


๐Ÿ‘‡BELAJAR BAHASA ARAB ONLINE DI๐Ÿ‘‡


https://www.facebook.com/groups/314170628628710/permalink/4395283177184081/

Selasa, 01 Februari 2022

JANGAN CUMA AKIDAH

 ✍️ JANGAN CUMA AQIDAH


Memang, kalo orang nggak isi dadanya dengan ilmu syar'i, biasanya dia akan bertindak berdasarkan perasaan dan hawa nafsu. Apa yang enak menurut perasaannya, itulah yang bakalan dilakukan. Kalo nggak enak, ya dia tinggalkan.


Kalo nggak percaya, coba saja ente dateng ke temen yang awam masalah agama. Bilang ke dia:


"Pinjemin saya duit dong 200 ribu ajah. Besok saya balikin deh 300 ribu..".


Kira-kira dia mau ngasih nggak? Dugaan kuat saya, kalo emang dia punya duit dan percaya sama ente orang, dia bakalan ngasih. Lumayan kan, dapet untung 100 ribu dalam  sehari tanpa harus capek-capek kerja nyari duit.


Kecuali, kalo temen ente ngerti fikih muamalah dalam Islam. Dia tentu akan menolak. Sebab, ini adalah riba. Nggak boleh kita mengambil keuntungan dari pinjaman. Kalo dia baik hati, tentu dia bakalan minjemin tanpa mengambil keuntungan sama sekali. 


Naaah...


Makanya, Allah Subhanahu wa Ta'la menyuruh kita belajar supaya pinter. Supaya kita berilmu. Supaya kita nggak salah langkah dalam menjalani hidup ini.


*****


Eh, ngomong-ngomong soal belajar, kita juga kudu lengkap belajarnya. Jangan belajar sebagian, namun melalaikan sebagian lain yang juga wajib kita pelajari.


Misalnya begini. Belajar aqidah itu wajib. Sebab ini berhubungan dengan muamalah kita kepada Sang Khaliq. Kalo nggak faham aqidah, bisa-bisa kita jatuh pada dosa besar yang paling besar, yaitu kesyirikan.


Tapi disamping aqidah, ada ilmu-ilmu lain yang wajib juga kita pelajari. Misalnya saja fikih muamalah. Bukankah setiap hari kita bemuamalah kepada sesama manusia? Kalau kita nggak faham, bisa jadi kita jatuh pada keharaman seperti yang tadi di awal saya contohkan.


Terkadang, ada orang yang ngerti betul tentang pembahasan aqidah. Dia begitu hati-hati agar tidak jatuh pada kesyirikan dan penyimpangan aqidah. Namun, dia lalai dari belajar ilmu lainnya semisal ilmu muamalah. Akhirnya, begitu mudahnya dia jatuh pada kesalahan terkait muamalah keseharian bersama sesama.


***


Saya jadi teringat kejadian sekitar 6-7 tahun yang lalu. Waktu itu saya berencana untuk menerbitkan sebuah buku. Setelah saya hitung-hitung, ternyata butuh dana sekitar 20 JUTAAN untuk bisa mencetak satu judul buku sebanyak 3000 eksemplar.


Saya pun kemudian menawarkan ke beberapa teman untuk jadi investor. Akad kerjasamanya mudhorobah. Kalo untung dibagi bersama, dan kalo rugi pun ditanggung bersama. 


Waktu itu ada seorang teman yang punya cukup banyak uang nganggur. Dia adalah seorang anak pengajian. Setiap pekan rutin hadir di pengajian yang terkenal sangat mengedepankan pada perbaikan aqidah ummat. Sebut saja namanya Kumbang.


Saya tau kumbang punya cukup banyak uang nganggur. Puluhan juta dia punya. Awalnya minat untuk jadi investor. Tapi dia pingin minta penjelasan rinci analisa bisnis yang saya akan jalankan.


Sayapun siapkan penjelasan yang dia butuhkan. Di whiteboard sudah saya tulis apa yang akan saya jelaskan. Tapi, setelah beberapa hari menunggu, Si Kumbang tak kunjung datang.


Dugaan saya dia masih ragu dengan kerjasama yg saya tawarkan. Dan saya pun nemakluminya. Sebab memang, kalo orang nggak siap rugi, berat baginya utk diajak kerjasama pake sistem mudborobah ini.


Beberapa hari kemudian, Kumbang memberi kabar bahwa dia tidak jadi memberi bantuan dana. Dan ternyata dia lebih memilih jadi investor untuk usaha yang dijalankan oleh orang lain. Sebut saja namanya Tawon.


Kenapa Kumbang lebih memilih kerjasama dengan Tawon dibanding saya?


Kurang lebih ceritanya begini...


Tawon mengaku punya bisnis pembuatan produk X. Dia bilang ke orang-orang kalau produknya ini sudah ada yang siap beli dalam jumlah besar. Sampai ratusan juta, bahkan milyaran kalau tidak salah. Maka, untuk menjalankan usahanya dia mencari banyak orang untuk diajak kerjasamanya. 


Bentuk kerjasamanya kurang lebih begini:


Tawon menjanjikan, bulan pertama uang investasi akan diberikan 50%. Bulan berikutnya, sisa uang investasi akan dikembalikan semua. Dan bulan berikutnya akan diberikan keuntungan. 


Jadi dengan kata lain, investor dijanjikan:  Pasti untung! Nggak akan perrnah rugi.


Kalau ditinjau dari fikih muamalah, bentuk kerjasama seperti ini haram. Sebab ini sama saja akad pinjaman yang menarik keuntungan. Dan ini adalah riba.


Gelombang pertama Tawon berhasil mendapatkan banyak investor. Namun, jumlahnya perorang masih nggak terlalu banyak. Mungkin, banyak yang masih ragu dengan kerjasama ini. Dalam hati mereka mungkin ada terselip pertanyaan "Beneran nggak nih?!".


Pada tahap awal, Tawon sukses meyakinkan banyak orang. Dia benar-benar memberi keuntungan kepada para investor. Kemudian, dibukalah investasi gelombang kedua.


Mungkin karena sudah merasa yakin, maka banyaklah yang kemudian menambah uang investasinya. Ada yang sampai puluhan hingga ratusan juta. Termasuk Kumbang investasi cukup besar.


Namun, apa yang terjadi kemudian....


Ternyata usaha yang dijalankan Tawon ini bohong belaka. Menurut cerita dari seorang kawan saya  yang juga ikut terlibat dalam bisnis ini, untuk meyakinkan orang, di awal Tawon puter dulu uang para investor. Jadi dia terus mencari investor. Uang investor yang baru, dipakai untuk mengembalikan uang investor yang lama plus memberi keuntungan.


Akhirnya, uang Kumbang dan para investor lain hilang entah kemana. Saya sendiri masih belum dapet berita yang jelas, dikemanakan uang ratusan juta oleh Si Tawon. Berita terakhir, dia berurusan dengan pihak kepolisian.


Naah..


Ini juga pelajaran buat kita agar berhati-hati juga dalam bekerjasama usaha dengan orang lain. Sebab zaman sekarang, cara-cara menipu semakin banyak bervariasi. 


***


Saya kasih contoh satu lagi cara menipu untuk diambil pelajarannya.


Misalnya ada orang yang pingin buka usaha restoran. Dia bilang ke temen-temen deket yang sudah sangat percaya dengan dia. 


"Saya mau buka restoran nih, butuh dana 100 juta. Saya ada dana 25 juta dan istri saya 25 juta. Siapa yang mau investasi? Keuntungan dibagi dua..."


Padahal dia nggak ada uang sebanyak itu. Istrinya pun sebenarnya nggak ikut-ikutan. Dia bilang begitu supaya nanti kalo pas bagi-bagi keuntungan dia dapet bagian banyak. 


Naah....


Demikian...


Pelajaran yang ingin saya sampaikan adalah:


✏ Hendaknya kita belajar. Agar dalam melangkah, kita dasari semuanya dengan ilmu. 


☝๐ŸปKemudian dalam belajar, hendaknya kita tidak parsial. Semua ilmu yang kita butuhkan hendaknya kita pelajari. Baik ilmu aqidah, ibadah, akhlak, maupun muamalah.


Insyaallah, semua itu bisa dengan mudah kita pelajari jika kita ada keinginan untuk mempelajarinya.


Demikian.


Semoga bermanfaat.


@MuhammadMujianto

Kamis, 27 Januari 2022

DI MANA ALLAH?

 DI MANA ALLAH???


Ketika kita sakit, apa yang terbetik di benak kita pertama kali?


 Ya, biasanya dokter atau obat..


Ketika kita nggak punya duit dan butuh uang banyak segera, apa yang terbetik di benak kita pertama kali? 


Ya, biasanya teman atau saudara yang banyak duit yang gampang minjemin...


Ketika tiba-tiba ban motor kita bocor saat di jalan, apa yang terbetik di benak kita pertama kali? 


Ya, biasanya adalah tukang tambal ban..


Ketika...


Ketika...


Yang jadi pertanyaan sekarang adalah: 


DI MANA ALLAH???


Di mana kita tempatkan Allah??? 


Di urutan berapa???


Katanya kita beriman bahwa Allah Maha Penyembuh...


 Allah Maha Pemberi Rezeki...


 Allah Yang Memudahkan segala urusan... 


Allah Maha Pengasih... 


Allah Maha Penyayang...


Katanya kita beriman bahwa Allah itu dekat... 


Allah Maha Pengabul hajat..


Namun, kenapa kita sering melupakan Allah di dalam aktifitas kehidupan kita ???


Kenapa???


Saatnya kita merenung...


@MuhammadMujianto


๐Ÿ‘‡BUKU GRATIS๐Ÿ‘‡

http://kitabfahimna.blogspot.com/2022/01/tebar-buku-bahasa-arab-gratis.html?m=1

Sabtu, 22 Januari 2022

DI MANA ALLAH?

 DI MANA ALLAH???


Ketika kita sakit, apa yang terbetik di benak kita pertama kali?


 Ya, biasanya dokter atau obat..


Ketika kita nggak punya duit dan butuh uang banyak segera, apa yang terbetik di benak kita pertama kali? 


Ya, biasanya teman atau saudara yang banyak duit yang gampang minjemin...


Ketika tiba-tiba ban motor kita bocor saat di jalan, apa yang terbetik di benak kita pertama kali? 


Ya, biasanya adalah tukang tambal ban..


Ketika...


Ketika...


Yang jadi pertanyaan sekarang adalah: 


DI MANA ALLAH???


Di mana kita tempatkan Allah??? 


Di urutan berapa???


Katanya kita beriman bahwa Allah Maha Penyembuh...


 Allah Maha Pemberi Rezeki...


 Allah Yang Memudahkan segala urusan... 


Allah Maha Pengasih... 


Allah Maha Penyayang...


Katanya kita beriman bahwa Allah itu dekat... 


Allah Maha Pengabul hajat..


Namun, kenapa kita sering melupakan Allah di dalam aktifitas kehidupan kita ???


Kenapa???


Saatnya kita merenung...


@MuhammadMujianto

Kamis, 20 Januari 2022

TIPS BELAJAR BACA KITAB GUNDUL

 INGIN BISA BACA ARAB GUNDUL? BEGINI CARANYA...


Antum ingin bisa baca Arab gundul? 


Ingin bisa menerjemahkan kitab-kitab ulama yang berbahasa Arab?


Berikut ini sedikit tips dari saya. 


Semoga bermanfaat.


...


Begini...


Kalau Antum ingin bisa baca Arab gundul, maka yang pertama kali harus Antum lakukan adalah belajar ILMU NAHWU & ILMU SHOROF. Tanpa menguasai kedua ilmu ini, akan sulit bagi Antum untuk bisa menguasai bahasa Arab.


...


Namun, perlu Antum ketahui bahwa menguasai ILMU NAHWU & SHOROF saja tidak cukup. Banyak orang yang sudah menguasai kaidah dasar NAHWU-SHOROF, namun dia tetap masih kesulitan membaca dan menerjemahkan tulisan berbahasa Arab. 


Apa sebabnya?


Diantara sebabnya adalah: KURANG LATIHAN! 


Sebab, teori saja tidak cukup untuk menjadikan kita mahir. Seperti halnya belajar silat. Tidak cukup kita hanya membaca buku teori tentang cara melakukan pukulan ini dan itu. Kita harus praktek dan rajin berlatih.


Nah, begitupun dengan bahasa Arab. Kita pun perlu latihan dan praktek menerapkan teori atau kaidah yang sudah kita pelajari.


 Caranya?


๐Ÿ‘‰Cara praktisnya begini:

1. Antum cari buku berbahasa Arab yang ringkas yang kira-kira bahasanya mudah untuk difahami oleh pemula. Kalau tidak tau, coba cari tau kepada orang-orang yang sudah mahir bahasa Arab. Biasanya kitab-kitab aqidah banyak yang ringkas. Antum bisa gunakan.


2. Minta kepada orang yang ngerti bahasa Arab untuk menerjemahkan perkata dan menjelaskan semua kedudukan kata yang ada di dalam kitab yang Antum jadikan sarana untuk berlatih.


3. Baca berulang-ulang kitab kecil itu (setelah diterjemahkan dan dijelaskan kedudukan katanya) sambil Antum ingat-ingat kaidah yang sudah Antum pelajari.


4. Ketika selesai satu kitab, cari kitab lain lagi yang ringkas dan mudah kemudian lakukan langkah-langkah yang sama dengan poin-poin di atas.


Demikian kurang lebih cara praktis untuk bisa membaca dan menerjemahkan kitab berbahasa Arab. 


Semangat mencoba!


✊SEMANGAT BELAJAR✊


๐Ÿ“’ LATIHAN BACA ARAB GUNDUL


Silakan manfaatkan chanel berikut:


๐Ÿ‘‰ http://t.me/latihanbacafahimna


๐Ÿ‘‰ http://t.me/Kitabfahimna


๐Ÿ‘‰ https://t.me/arabgundulfahimna


✊SEMANGAT BELAJAR✊


๐Ÿ“š FAHIMNA PUBLISHING


Pemesanan buku terbitan FAHIMNA PUBLISHING bisa menghubungi NO WA: http://wa.me/62895352886439

Rabu, 19 Januari 2022

MANA DULUAN?

 ❓MANA DULUAN❓


Mana duluan yang harus kita pelajari saat awal belajar bahasa Arab? Nahwu kah? Shorof kah? Percakapan kah?


Kalau saya, di awal, lebih memilih untuk mengajarkan cara menyusun KALIMAT SEMPURNA dalam bahasa Arab. Kalimat yang sederhana dulu. Kenapa?


Karena ini nanti akan bermanfaat untuk proses belajar bahasa Arab, apapun yang nanti akan kita pelajari. Apakah Nahwu, Shorof, atau percakapan.


Kalau kita bisa menyusun kalimat, nanti...


๐Ÿ’ฆ Saat belajar tashrifan, kita tahu cara penerapannya, nggak cuma menghafal kata saja.


๐Ÿ’ฆ Saat belajar ilmu Nahwu, kita sudah tahu arah pembelajarannya.


๐Ÿ’ฆ Saat belajar percakapan, kita bisa membuat kalimat pertanyaan dan jawaban dengan lebih bervariasi.


Insya Allah, belajar menyusun kalimat sederhana tidak perlu waktu lama. Kalau dibuat pelatihan, cukup sehari atau dua hari. 


Naah...


Demikian menurut saya.


FAHIMTUM?


๐Ÿ‘‡BELAJAR MENYUSUN KALIMAT๐Ÿ‘‡


http://t.me/belajarkalimat

INI TERNYATA RAHASIANYA

 ☝️INI TERNYATA RAHASIANYA....


Dahulu, di awal-awal belajar bahasa Arab, selalunya yang saya pelajari adalah ilmu Nahwu. Ilmu Shorof hampir tidak pernah dipelajari. Sehingga setelah sekian lama belajar, saya tetap menemui kesulitan dalam membaca kitab gundul. 


Kenapa?


Sebab fokus ilmu Nahwu adalah harokat akhir sebuah kata. Sedangkan ilmu Shorof mengajarkan semua harokat huruf penyusun kata. Maka bisa kita bayangkan betapa sulitnya membaca sebuah kata jika kita tidak mengetahui harokat-harokat dari kata itu dari awal. Sebab akan banyak kemungkinan.


Misalnya saja –jika kita tidak mengetahui pola katanya- kata berikut bisa kita baca begini:


ู…ُุณُุฌُุฏٌ – ู…ُุณِุฌَุฏٌ – ู…َุณَุฌِุฏٌ – ู…ِุณَุฌُุฏٌ – ู…ِุณِุฌِุฏٌ – ู…َุณَุฌَุฏٌ – ู…َุณِุฌُุฏٌ – ….


Ada sekian banyak kemungkinan. Berbeda halnya dengan harokat akhir kata yang hanya empat kemungkinan: dhommah, fathah, kasroh, dan sukun. Dan jika kita tidak tahu harokat pastinya, kita bisa sukunkan saja seperti kita mewaqofkan ayat al-Qur’an yang jika baca.


Terbayang bukan, betapa sulitnya kita membaca sebuah kata jika kita tidak menguasai ilmu Shorof. 


Namun, jika kita menguasai ilmu Shorof dengan baik, kita akan mudah membaca sebuah kata meski kita sukunkan akhirnya jika kita tidak tahu harokat pastinya.


Akhirnya, setelah mempelajari dan menghafal TASHRIFAN, saya jadi tercerahkan. Mufrodat yang saya miliki jadi meningkat pesat. Dan saya pun jadi tahu berbagai variasi pola kata yang sering digunakan dalam literatur-literatur berbahasa Arab.


Oleh karena itu, saya sangat menyarankan Anda yang ingin lancar membaca kitab gundul untuk mempelajari TASHRIFAN. Pelajarilah dari awal sampai akhir. Hafalkan pola-pola kata yang ada. Hafalkan pula mufrodat-mufrodatnya. Insya Allah, setelah selesai mempelajari TASHRIFAN, kemampuan bahasa Arab Anda akan meningkat pesat. 


Tidak percaya? 


Silakan dicoba!


๐Ÿ“š FAHIMNA PUBLISHING


Pemesanan buku terbitan FAHIMNA PUBLISHING bisa menghubungi NO WA: http://wa.me/62895352886439

MEMBUAT RINGKASAN

 ✍️ MEMBUAT RINGKASAN


Sekali lagi saya ingatkan, dan saya akan terus mengingatkan kepada siapa saja yang ingin berhasil belajar bahasa Arab (khususnya di tingkat dasar),  agar jangan pernah bosan melakukan muroja’ah. Jangan pernah berhenti melakukan muroja’ah. Muroja’ah itu penting. Bahkan sangat penting! Seseorang yang malas muroja’ah sulit diharapkan untuk berhasil.


Kemudian, saya ingin memberitahukan kepada Anda suatu hal yang penting juga. Diantara sarana yang efektif untuk muroja’ah adalah dengan membuat ringkasan. Dengan adanya ringkasan, waktu muroja’ah bisa lebih dipercepat. Dengan adanya ringkasan, kejenuhan dan kemalasan untuk melakukan muroja’ah bisa dihindari.


Coba saja bayangkan sendiri. Misalnya Anda baru saja menyelesaikan belajar kitab yang lumayan tebal. Kemudian Anda diminta untuk mengulang kembali kitab itu dari awal dalam rangka muroja’ah. Kira-kira apa yang terjadi?


Bagi orang yang punya semangat membara dalam belajar, tentu tidak jadi masalah. Namun, bagi sebagian orang yang semangat belajarnya masih naik-turun, bisa jadi dia akan merasa lelah duluan. Saat melihat ukuran kitab yang cukup tebal, mungkin dia akan merasa capek duluan sehingga malas untuk mengulangnya kembali dari awal.


Nah, hal ini tentu tidak akan terjadi jika dia punya ringkasan. Cukup dengan membaca ringkasan, maka dia bisa memuroja’ah pelajaran yang baru saja dia tamatkan.


 

๐Ÿ‚ Cara Membuat Ringkasan


Ada banyak cara tentunya untuk membuat ringkasan. Anda bisa berkereasi sendiri. Buatlah ringkasan yang menurut Anda bisa membantu  proses jalannya muroja’ah nantinya.


Berikut ini beberapa saran dari saya. Semoga bisa bermanfaat.


✨Buat ringkasan perbab.

Setiap bab yang Anda pelajari, sebisa mungkin untuk membuat ringkasannya. Tulis saja ringkasannya di tempat kosong yang ada di pinggir setiap halaman. Jadi mirip-mirip catatan kaki atau catatan pinggir. Atau, bisa juga ditulis di sebuah kertas tersendiri.


✨Buat ringkasan berupa daftar istilah.

Untuk membuat ringkasan yang super ringkas, Anda bisa menuliskan daftar istilah-istilah saja. Tidak perlu Anda tuliskan definisi dan contoh-contohnya. Cukup istilahnya saja. Sehingga dengan ringkasan jenis ini, Anda mungkin saja nantinya memuroja’ah sebuah kitab tebal, namun hanya dengan membaca beberapa lembar kertas saja. Namun, meskipun Anda hanya membaca beberapa beberapa lembar ringkasan, hasil yang Anda terima tidak jauh beda dengan membaca kitab aslinya yang Anda ringkas itu.


Misalnya, pada sebuah bab, Anda mendapatkan materi tentang KATA beserta pembagiannya. Anda mendapatkan informasi bahwa definisi kata adalah begini dan begitu. Kemudian Anda disuguhkan contoh-contohnya. Setelah itu Anda diberitahu bahwa kata dibagi menjadi tiga: Isim, Fi’il, dan Huruf. Kemudian dijelaskan definisi dan contoh dari setiap bagian kata ini.


Maka, Anda cukup membuat ringkasan sebagai berikut:


๐Ÿ‘‰KATA =====>  ISIM, FI’IL, HURUF


 

✨Buat ringkasan berupa definisi dan contoh.

Bagi Anda yang merasa daftar istilah saja belum cukup, Anda bisa menambahkan definisi dan contoh-contoh.


Misalnya, Anda baru saja mempelajari materi tentang MAF’UL FIH dalam ilmu Nahwu. Anda mendapatkan penjelasan yang panjang lebar. Maka, Anda cukup membuat ringkasan sebagai berikut:


๐Ÿ‘‰MAF’UL FIH adalah ISIM MANSHUB yang disebutkan dengan tujuan untuk menjelasan WAKTU atau TEMPAT dilakukannya suatu perbuatan.


Contoh:


ุดَุฑِุจْุชُ ุงู„ْู‚َู‡ْูˆَุฉَ ุตَุจَุงุญًุง ุฃَู…َุงู…َ ุงู„ْุจَูŠْุชِ


“Saya minum kopi pagi hari di depan rumah”


Banyak cara.


Namun, sekali lagi saya ingatkan, bahwa banyak cara untuk membuat ringkasan. Silakan Anda pilih cara Anda sendiri yang lebih enak menurut Anda.


Kalau menurut saya, ringkasan paling bagus adalah ringkasan yang paling ringkas dan paling mencakup. Misalnya, hanya dengan membaca selembar atau dua lembar kertas kita bisa mengingat kembali materi sebuah kitab dari awal hingga akhir.


Demikian saja, semoga bermanfaat. 


Wallahu a’lam.


✍️MuhammadMujianto


๐Ÿ‘‡PEMBAHASAN RINGKASAN NAHWU๐Ÿ‘‡


https://youtu.be/zVR92TF75wQ

ROYALTI MENULIS BUKU

 ✍️ ROYALTI MENULIS BUKU


Saya pernah -bahkan sering- mengalami masa-masa kritis saat masih aktif menulis buku. Diantaranya pernah waktu itu, naskah yang saya kirim ke penerbit belum ada satupun yang diterima. Sementara uang saya sudah banyak keluar untuk biaya menulis buku. Saat itu saya sangat butuh suntikan dana. Saya juga butuh motivasi dan energi untuk bisa terus menulis buku.


Tiba-tiba di siang hari, HP saya berbunyi. Nomer tak dikenal terlihat di layar. Saya pun langsung mengangkatnya.


“Halo… Assalamu’alaikum…. “


“Wa’alaikumussalam….”


“Benar ini nomer Mas Mujianto alias Abdul Jabbar?”


“Ya, betul..”


“Saya dari Penerbit Samudera Solo tertarik untuk menerbitkan buku Antum yang tentang Rokok… Kami menawarkan sistem kerjasama beli putus atau royalti…. Silakan mau pilih mana?”.


“Kalau beli putus berapa dan kalau royalti berapa persen?” tanya saya.


“Kalau beli putus Rp. 700.000,- dan kalau royalty 5% dari harga jual buku di pasaran”.


Demikian kurang lebih percakapan saya dengan fihak penerbit via telpon. Dan saya kemudian memilih untuk mengambil kerjasama bentuk royalti.


***


Bagi saya menulis buku bukanlah perkara yang sulit. Selama temanya saya kuasai dan fahami dengan baik, maka insya Allah saya bisa menuliskannya jadi buku dengan waktu yang tidak terlalu lama. Buktinya, dalam waktu beberapa bulan saja, saya bisa menulis cukup banyak buku. Belasan buku berhasil saya tulis.


Yang sulit menurut saya itu adalah dua hal: Pertama, menembus tembok tebal penerbit buku. Kedua, menjadikan buku kita berpredikat “best seller”. Dua hal inilah yang paling sulit bagi saya.


Buktinya, belasan naskah buku saya ditolak oleh penerbit. Dan buku saya yang sudah terbit, tidak ada satu pun yang berpredikat best seller. Penjualannya biasa-biasa saja.


Yang paling bagus penjualannya (dari ke-5 buku saya yang pernah terbit) adalah penjualan buku pertama saya yang berjudul “Ngerokok Bikin Kamu Kaya”. Tiga bulan pertama penjualannya habis terjual sekitar 3000 eksemplar. Oleh penerbit, buku ini dicetak sebanyak 5000 eksemplar sekali cetak.


Kemudian, buku pertama saya ini bisa dibilang buku paling berkesan bagi saya. Kenapa? Ada beberapa alasan: Pertama, buku ini adalah buku pertama saya yang berhasil menembus tembok tebal penerbit buku. Kedua, buku diterima penerbit dalam waktu tidak terlalu lama. Seingat saya, tidak sampai seminggu dari semenjak saya mengirim naskah. Jadi saya tidak perlu menunggu lama.


Ketiga, cover bukunya bagus. Saya suka dengan pemilihan warnanya. Keempat, penjualannya lumayan bagus. Kelima, buku ini terbit di saat kondisi ekonomi saya sedang kritis. Keenam, buku ini dijual di toko buku besar seperti Gramedia dan Gunung Agung, yang menunjukkan buku ini terjual di seluruh Indonesia. Ketujuh, saya pernah melihat buku ini dipajang di meja kasir toko buku Gunung Agung Jembatan Merah Bogor, yang menunjukkan buku ini dianggap menarik oleh fihak toko.


Nah, inilah beberapa alasan kenapa buku ini terasa begitu berkesan bagi saya. Namun, semua buku saya yang pernah terbit, ada terselip kisah unik dan menarik di belakangnya. Semoga bisa saya ceritakan di lain waktu dan kesempatan.


Ketika buku pertama saya terbit, mulailah saya berkenalan dengan yang namanya “royalti”. Walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak dan datangnya pun tidak menentu, namun bisa memberi energi tambahan bagi saya untuk terus menulis buku.


Seingat saya, royalty pertama saya dari buku pertama sebesar Rp. 2.700.000,-. Kemudian dari buku kedua sekitar Rp. 1.000.000,-. Dan dari buku ketiga saya sudah lupa. Yang jelas waktu itu saya dapat uang DP buku ketiga sebesar Rp. 850.000-an.


Setelah buku pertama saya terbit, beberapa bulan kemudian buku kedua saya terbit. Lalu disusul buku ketiga. Keran royalti pun semakin bertambah. Meskipun “air” yang keluar kadang cuma setetes demi setetes. Tapi, Alhamdulillah… masih dapat rezeki. Bisa buat beli nasi bungkus dan segelas kopi.


Demikian.


Semoga informasi ini berkanfaat.


✍️ Muhammad Mujianto


๐Ÿ‘‡BUKU KARYA SAYA๐Ÿ‘‡

https://m.facebook.com/groups/314170628628710/permalink/4452643618114703/

DAUROH BAHASA ARAB

 ✍DAUROH BAHASA ARAB


Berdasarkan pengalaman, diantara cara belajar yang efektif untuk bisa menguasai Nahwu-Shorof tingkat dasar adalah dengan mengikuti dauroh bahasa Arab. Enak belajarnya lebih fokus. Informasi yang didapat pun tidak putus. Sebab, kita bisa hadir terus.


Alhamdulillah, saya pernah dua kali ikut dauroh bahasa Arab membahas Kitab Mulakhos (Nahwu-Shorof Lanjutan). Pertama tahun 2003, dan kedua tahun 2009. Keduanya diadakan di Pondok Pesantren Al-Furqon Gresik.


Saya masih ingat guru-guru saya waktu itu:


๐Ÿ“šUst. Aunur Rafiq hafizhahullah

๐Ÿ“šUst. Abu Nu'aim rahimahullah

๐Ÿ“šUst. Ahmad Sabiq hafizhahullah

๐Ÿ“šUst. Anwari hafizhahullah

๐Ÿ“šUst. Abu Muhammad hafizhahullah


Lama belajarnya sekitar satu bulanan. Belajar dari pagi ba'da Subuh sampai malam sekitar pukul 21.30 WIT.


Alhamdulillah, sepulang dauroh wawasan bahasa Arab saya jadi semakin jauh bertambah. Saya pun jadi semakin mudah dalam membaca dan menerjemahkan kitab-kitab kecil berbahasa Arab.


Jadi, bagi teman-teman yang ingin bisa bahasa Arab, silakan coba cara ini. Ikuti dauroh-dauroh bahasa Arab yang ada.


Tapi kalau bisa, sebelum dauroh lakukan persiapan. Jangan datang dengan kepala kosong. 


Kalau bisa di rumah sudah pernah belajar Nahwu-Shorof tingkat dasar. Supaya saat dauroh tinggal muroja'ah dan melengkapi apa yang kurang saja.


✊Semangat Belajar✊


✍️MuhammadMujianto


#EdisiKenangan


๐Ÿ‘‡PELATIHAN GRATIS๐Ÿ‘‡


https://www.facebook.com/groups/314170628628710/permalink/4466270183418713/

BELAJAR BUTUH MODAL

 ✊MOTIVASI BELAJAR✊


✏BELAJAR BUTUH MODAL


Belajar butuh modal. Kata Imam Syafi'i rahimahullah, untuk meraih kesuksesan dalam belajar, kita butuh bekal. 


Kita bisa lihat ulama zaman dahulu. Mereka rela berkorban harta yang banyak untuk bekal belajar. Mereka keluarkan uang banyak untuk melakukan perjalanan menuntut ilmu, membeli alat tulis, membeli kitab, dll.


Kita juga bisa tanya kepada orang-orang yang telah sukses dalam belajar. Coba tanyakan kepada para Ustadz. Saya yakin, mereka semua telah menghabiskan banyak harta untuk bekal belajar. Tidak hanya mengandalkan yang gratisan. 


Saya sendiri, untuk meraih kemampuan bahasa Arab seperti yang saya punya sekarang ini, sudah banyak uang yang saya keluarkan. 


Belum lama, saya ikut training bahasa Arab selama 2 BULAN yang biayanya melebihi biaya saya ngontrak rumah selama 2 TAHUN!


Waktu itu, saya ngontrak rumah selama 2 TAHUN biayanya sebesar 15 JUTA. Tapi, saya ikut pelatihan bahasa Arab selama 2 BULAN biayanya 16.7 JUTA !


Padahal, waktu itu uang saya cuma belasan juta. Itupun akan saya pakai untuk biaya hidup sehari-hari dan menggaji karyawan.


Tapi, karena saya butuh ilmu yang ada dalam pelatihan, saya tetap ikut. Saya coba berbagai cara yang halal untuk mendapatkan uang sebagai bekal ikut pelatihan.


Waktu itu, saya coba menulis buku baru. Saya juga buka pelatihan bahasa Arab yang berbayar. 


Alhamdulillah, akhirnya saya bisa mengikuti pelatihan itu sampai selesai. Meskipun bayarnya harus mencicil.


Jadi, intinya...


Kalau ingin sukses dalam belajar, jangan pernah sayang mengeluarkan uang untuk bekal belajar. Jangan hanya menunggu  datang yang gratisan. 


Kita harus mau berkorban harta.  Disamping kita juga berusaha sungguh2 dalam belajar, dan senantiasa berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar diberi kemudahan dalam belajar.


FAHIMTUM?

GAMPANG ATAU SUSAH?

 ❓GAMPANG ATAU SUSAH?


Sebenarnya bahasa Arab itu gampang atau susah, sih? Kok, ada yang bilang gampang. Tapi nggak sedikit yang bilang susah. 


Mmm… Kalau menurut saya sih tergantung. 


Tergantung apa? 


Paling nggak tergantung empat faktor berikut: 


Pertama, kemampuan diri.

Kedua, waktu luang yang kita miliki untuk belajar.

Ketiga, target yang ingin kita capai.

Keempat, sarana belajar yang kita gunakan.


Sekarang misalnya begini. Misalnya Antum orang yang sudah berusia lanjut. Untuk memahami dan menghafal sesuatu sudah terasa lumayan berat. Ditambah lagi Antum sehari-harinya sibuk kerja. Pergi pagi pulang malam. Sampe rumah kadang sudah sangat lelah.


Kalau begini keadaan Antum, tentu akan sangat susah dan berat kalau Antum menargetkan dalam sebulan harus bisa baca kitab gundul. Sebab banyak materi yang harus Antum pelajari. Banyak kosakata yang Antum juga harus hafal.


Apalagi kalau Antum salah menggunakan buku panduan. Baru belajar sudah pakai kitab Alfiyah. Saya yakin, nggak sampai sebulan Antum sudah pusing 13 keliling (Bosen ah 7 keliling mulu hehe…). 


Tapi sekarang misalnya begini. Misalnya Antum masih mudah. Daya tangkap dan hafalan masih sangat kuat. Ditambah lagi Antum banyak waktu luang di rumah untuk belajar. 


Kemudian, dalam waktu sebulan Antum hanya menargetkan bisa faham makna do’a istiftah dan tau cara meng-i’robnya untuk tingkatan pemula. 


Kalau begini ceritanya, saya yakin Antum akan merasa bahwa bahasa Arab itu guaampaang. Bukan gampang lagi. Apalagi buku panduan yang Antum gunakan adalah buku panduan yang memang disusun khusus untuk pemula dan sangat mudah dipelajari meski tanpa guru.


Naah… Jadi begituh!


Sekarang, kalau Antum pingin ngerasa mudah dalam belajar bahasa Arab, sebaiknya Antum melakukan langkah-langkah berikut:


Pertama-tama, Antum ukur kemampuan diri Antum. Kemudian yang kedua, Antum cek waktu luang yang Antum miliki untuk dipakai belajar bahasa Arab. 


Setelah itu, Antum tentukan target yang sesuai dengan kemampuan diri dan waktu luang yang Antum miliki. Saran saya sih untuk pemula jangan targetkan yang tingg-tinggi dulu. Cukup misalnya: bisa faham bacaan shalat dan do’a sehari-hari. Itu dulu ajah!


Kemudian yang paling penting menurut saya, Antum harus cari sarana belajar yang mudah untuk dipelajari. Silakan konsultasikan kepada orang-orang yang sudah lebih dulu belajar. 


Tapi ingat! Nanyanya jangan ke saya ya… Sebab, saya yakin Antum bakalan tau jawaban yang bakalan saya berikan.


Apa coba? Ada yang tau?


Ya, benar!


Silakan pelajari buku-buku pelajaran bahasa Arab untuk pemula yang sudah saya susun. Silakan KLIK: 


https://m.facebook.com/groups/314170628628710/permalink/4452643618114703/


Udah gitu ajah.


Eeh… Maaf... Sebentar… 


Saran saya, kalau Antum memang serius ingin belajar bahasa Arab, bertemanlah dengan orang-orang yang sama-sama  punya semangat dalam belajar bahasa Arab. Baik di dunia nyata maupun di dunia maya. Insyaallah, hal ini bisa semakin menambah semangat kita dalam belajar. Dan kita pun nantinya bisa saling memotivasi.


Demikian. 


Semoga bermanfaat.


Semangat belajar bahasa Arab!


๐Ÿ’ฆBogor, Jum’at 13 Syawwal 1438H/7 Juli 2017


✍️Muhammad Mujianto


๐Ÿ‘‡INFO BUKU CETAK๐Ÿ‘‡


✨ SHOPEE

๐Ÿ‘‰ KLIK: https://shopee.co.id/fahimna_publishing


✨ TOKOPEDIA

๐Ÿ‘‰ KLIK: https://tokopedia.com/tokofahimna


✊SEMANGAT BELAJAR✊

KEPO

 ✍️ KEPO


Kita tidak bisa hanya mengambil ilmu di kelas. Kita harus cari juga di luar kelas. 


Saat di kelas, biasanya kita hanya dikasih contoh. Setelah itu, di luar kelas, kita harus kembangkan sendiri.


Misalnya begini...


Di kelas, kita diajarkan percakapan:


๐Ÿ’ฆ ู‡ู„ ุนู†ุฏูƒ ู‚ู„ู…؟

Apakah kamu punya pulpen?


๐Ÿ’ฆ ู†ุนู…، ุนู†ุฏูŠ ู‚ู„ู…

Ya, saya punya pulpen


๐Ÿ’ฆ ู„ุง، ู…ุง ุนู†ุฏูŠ ู‚ู„ู…

Nggak, saya nggak punya pulpen


Naah...


Di rumah, kita kembangkan dialog ini. Kita ganti kata ู‚ู„ู… dengan yang lain. Misalnya:


๐Ÿ’ฆ ูƒุชุงุจ، ุฏุฑุงุฌุฉ، ุณูŠุงุฑุฉ، ุญู‚ูŠุจุฉ...


Dll.


Kemudian, kalau kata guru saya, seorang pelajar harus punya sifat FUDHULIY (ูุถูˆู„ูŠ) alias KEPO. Harus punya rasa ingin tahu yang tinggi.


Misalnya, setiap melihat sesuatu yang dia tidak tahu makna bahasa Arabnya, harus muncul di benaknya: "Bahasa Arabnya apa, ya?"


Kemudian, diapun segera tergerak mencarinya di kamus.


Demikian.


Semoga bisa dipahami.


❓FAHIMTUM❓

JANGAN KAGET!

 JANGAN KAGET!


Anda jangan kaget ya.. Saya mau ngasih kabar mengejutkan. Pokoknya Anda jangan kaget.


Pernah beberapa kali saya iseng nanya ke teman-teman. Mereka semuanya adalah anak pengajian. Kalau di sekolah atau di kampus, mereka dibilangnya anak rohis atau aktivis dakwah. Ternyata hampir semuanya menjawab:


'Belum pernah!'


Pertanyaan saya sebenarnya sederhana: "Selama hidup ini, berapa kali Anda menamatkan baca terjemahan al-Qur'an?"


Hayoo... ! Kalau Anda pernah berapa kali? Jangan-jangan belum pernah sekali pun!


Kenapa saya iseng mengajukan pertanyaan seperti ini?


Ceritanya waktu itu, waktu saya masih kuliah, teman sekamar saya pernah nanya tiba-tiba. Tanpa saya sangka-sangka. 


"Ente pernah berapa kali namatin baca terjemahan al-Qur'an?"


Saya waktu itu nggak bisa jawab langsung. Saya terdiam sejenak. Karena seingat saya, tidak pernah sekalipun saya meniatkan untuk membaca rutin terjemahan al-Qur'an dari awal sampai akhir.


Kalau khatamin al-Qur'an alhamdulillah sering. Terutama di bulan Ramadhan. Tapi kalau namatin baca terjemahannya, sepertinya belum pernah.


Teman saya, kemudian berkata:


"Orang non Muslim ajah ada yang mau membaca terjemah al-Qur'an sampai selesai... Banyak yang kemudian dapet hidayah karena baca terjemahan al-Qur'an....".


Semenjak itu, saya jadi tersadar. Bener juga kata teman saya ini. Mestinya kita orang Islam yang harusnya lebih semangat baca terjemahan al-Qur'an. Bukankah kita sering mengatakan:


Al-Qur'an pedoman kita...

Al-Qur'an adalah petunjuk kita...

Al-Qur'an adalah pelita...

Al-Qur'an ibarat peta...


Namun yang jadi pertanyaan sekarang: 


Gimana bisa al-Qur'an jadi petunjuk, kalau artinya saja kita nggak tau???


Nah...! 


Ini PR buat kita semua..

Ini renungan buat kita bersama, termasuk saya...


Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,”Hajrul Qur`an (berpaling dari al Qur`an) itu ada beberapa bentuk. 


Pertama : Berpaling tidak mau mendengarkannya, dan tidak mengimaninya. 


Kedua : Tidak mengamalkannya, dan tidak berhenti pada apa yang dihalalkan dan apa yang diharamkannya, walaupun ia membaca dan mengimaninya.


Ketiga : Ttidak berhukum dengannya dalam masalah ushuluddin (pokok-pokok agama) serta cabang-cabangnya. 


Keempat : Tidak merenungi dan tidak memahami, serta tidak mencari tahu maksud yang diinginkan oleh Dzat yang mengatakannya. 


Kelima : Tidak mengobati semua penyakit hatinya dengan al Qur`an, tetapi justru mencari obat dari selainnya. Semua perbuatan ini termasuk dalam firman Allah Azza wa Jalla:


“Rasul berkata : “Wahai, Rabb-ku. Sesungguhnya kaumku telah menjadikan al Qur`an ini sesuatu yang tidak diacuhkan”. [al Furqan/25 : 30].  (Dikutip dari https://almanhaj.or.id/2767-meraih-cinta-allah-subhanahu-wa-taala-dengan-al-quran.html)


Mungkin ini saja sedikit renungan dari saya..


Semoga yang sedikit ini jadi pengingat untuk kita semua.


@MuhammadMujianto


๐Ÿ‘‡BELAJAR BAHASA ARAB VIA FACEBOOK๐Ÿ‘‡


https://www.facebook.com/833159150054672/posts/4277598102277409/

BAHASA ARAB ITU...

 ✍ BAHASA ARAB ITU...


Kali ini saya nggak mau ngomongin bahasa Arab itu gampang apa susah. Karena memang penilaian orang ternyata beda-beda. 


Kali ini saya mau ngomongin yang kita sudah sepakati saja. Saya yakin Antum semua setuju kan kalau saya katakan bahasa Arab itu penting. Bahkan bukan hanya penting, tapi amat sangat penting sekali banget. Saya yakin Antum setuju!


Sekarang begini...


Setiap hari kita sholat, kan? Nah, sholat pakai bahasa apa? Bahasa Arab, kan?!


Setiap hari kita juga zikir dan berdoa. Dan semuanya pakai bahasa Arab.


Naah..


Semua ibadah yang kita lakukan setiap hari itu nggak akan mungkin bisa kita lakukan dengan baik tanpa kita ngerti bahasa Arab.  Makanya penting bagi kita untuk belajar bahasa Arab agar ibadah keseharian kita itu jadi lebih bagus dan berkualitas. Jangan gitu-gitu ajah dari dulu, dari kita kecil. Harusnya ada peningkatan ke arah yang lebih baik.


Kalau istri saja kita pingin selalu terlihat botho... rumah pingin terlihat cakep... kendaraan pingin yang bagus... Mestinya ibadah juga harus begitu. Pingin yang bagus dan berkualitas. Nggak asal-asalan dan alakadarnya. Karena ini menyakut kebahagiaan hidup di negeri akhirat yang kekal abadi.


Bukankah shalat amalan yang pertama kali akan dihisab kelak?! Gimana kalau shalat kita nggak diterima karena dikerjakan ala kadarnya?!


Tapi memang...


Untuk bisa sempurna menguasai bahasa Arab butuh waktu lama. Bisa bertahun-tahun lamanya. Belajarnya juga kudu fokus. Ini untuk bisa sampai tingkatan mahir.


Tapi, untuk tingkat dasar insyaallah nggak perlu waktu terlalu lama. Yang penting kita punya KEINGINAN KUAT untuk bisa & tau CARA YANG EFEKTIF dalam belajar. 


Kalau kita sekarang memang belum ada waktu untuk fokus belajar bahasa Arab, kita bisa coba dulu belajar sambil melakukan aktifitas harian. Kita bisa belajar yang dasar-dasar dulu. Semoga bisa membuat ibadah keseharian kita nantinya jadi lebih baik dibanding sebelum-sebelumnya. 


Syukur-syukur kita jadi ketagihan belajar dan tertarik untuk melanjutkan belajar ke tingkatan yang lebih lanjut.


Mmm...


Sebenarnya begini. Secara umum, belajar bahasa Arab itu nggak jauh beda dengan bahasa lainnya. Kita ambil misal bahasa Indonesia. 


Antum tentu masih ingat ketika dahulu awal pertama kali kita masuk sekolah dasar. Apa yang kita pelajari di awal-awal?


Dahulu di awal-awal belajar, kita hanya diajari membaca, menulis, dan berhitung. Materinya pun masih yang sangat mudah. Kita hanya diajarkan membaca dan menulis kalimat-kalimat ringkas.


Misalnya kalimat:


INI BUDI... INI IBU BUDI... 


Naah...


Bahasa Arab juga begitu. Menurut saya, ketika awal kita belajar bahasa Arab, harusnya kita fokus dulu pada belajar membaca dan menulis kalimat-kalimat ringkas. Ini dulu. Jangan belajar bikin kalimat yang panjang-panjang dulu. Puyeng ntar!


Kita fahami dulu cara menyusun kata menjadi kalimat ringkas. Baru setelah itu sedikit demi sedikit kita pelajari kaidah-kaidah lanjutan.


Demikian.


✊SEMANGAT BELAJAR✊

NGAPAIN BELAJAR BAHASA ARAB?

 ❓Ngapain sih belajar bahasa Arab?


Saya yakin banyak orang berfikiran seperti ini: Ngapain sih belajar bahasa Arab? Saya kan bukan orang pesantrenan? Emangnya bahasa Arab kepake buat ngelamar kerja?


Saya juga dulu nggak pernah kepikiran untuk belajar bahasa Arab. Yang ada dulu, saya dimotivasi untuk belajar bahasa Inggris dan komputer. Katanya, kalau kita bisa dua kemahiran ini, kita akan sukses di dunia kerja. Gampang nyari kerjanya. Gajinya juga gede.


Makanya saya nggak pernah punya keinginan belajar bahasa Arab dari kecil. Hingga bertahun-tahun lamanya.


Hingga suatu ketika, saya pun tersadar. Setelah banyak membaca buku agama dan nendengarkan nasihat para ustadz, saya baru sadar bahwa bahasa Arab itu penting. Bahkan jauh lebih penting dibandingkan dengan ilmu-ilmu dunia lainnya.


Sekarang, coba kita sedikit merenung. Kita dari kecil belajar matematika. Dari SD, SMP, SMA hingga kuliah kita belajar matematika. Belasan tahun kita belajar matematika. Bahkan sampai matematika tingkat tinggi seperti kalkulus, matematika teknik, statistika, dll.


Pertanyaannya sekarang: Apakah ilmu matematika yg belasan tahun kita pelajari kepake semua dalam kehidupan sehari-hari? 


Ternyata banyak yang tidak terpakai. Ketika belanja di warung, kita cukup menggunakan matematika dasar yang kita pelajari di SD. 


Nah, sekarang coba kita perhatikan lagi. Setiap hari kita sholat, berdo'a, berdzikir, dan membaca al-Qur'an. Untuk bisa mengerjakan semua itu dengan baik dan sempurna kita harus faham bahasa Arab. 


Lalu, sudahkah kita mempelajari bahasa Arab?


Nah!


๐Ÿ˜“Bahasa Arab kan susah!


Ya, mungkin ada diantara kita yang berfikir demikian. Bahkan mungkin banyak.


Biasanya orang menganggap bahasa Arab itu susah karena beberapa alasan:


☝๐ŸปBelum pernah mencobanya.

☝๐ŸปBelum tau cara belajar yang efektif.

☝๐ŸปTidak memberi waktu yang realistis.

☝๐ŸปKurang motivasi.


Maka, cobalah belajar bahasa Arab. Cari tau metode-metode bekajar yang mudah dan efektif. Tanya-tanya orang yang sudah bisa bahasa Arab. Alhamdulillah, sekarang ini banyak metode belajar bahasa Arab bertebaran. Baik yang online maupun yang offline. Yang gratisan juga banyak. Tinggal kita pilih. 


Kemudian, beri waktu yang realistis dalam mempelajarinya. Sebab, belajar itu butuh proses. Butuh waktu yang tidak sebentar. Kita saja perlu belajar bertahun-tahun untuk mengerti bahasa Inggris dan ilmu dunia lainnya.


Bagi Antum yang belum termotivasi belajar bahasa Arab, coba renungkan:


Dari kecil kita sudah diajarkan sholat. Alhamdulillah sampai saat ini kita masih terus mengerjakannya.


Namun...


☝Sudahkah sholat kita mengalami peningkatan dan perubahan yang lebih baik? 


☝Sudahkah kita fahami bacaan sholat kita?


☝ Sudahkah kita fahami ayat al-Qur'an yang kita baca dalam sholat kita?


☝ Sudahkah kita faham doa yang kita panjatkan dalam sholat? 


☝Sudahkah kita menghayati dzikir-dzikirnya?


Ataukah sholat kita kualitasnya masih sama dengan sholat kita di masa kecil??? Kita tidak mengerti sama sekali denga apa yang kita ucapkan???


Kalau untuk ilmu dunia kita semangat mempelajarinya bertahun-tahun, bahkan ada yang sampai S2 & S3. Kita juga rela keluar uang puluhan juta hingga ratusan juta. Semua itu untuk kesuksesan di dunia.


Lalu, bagaimana dengan bahasa Arab?


Mestinya kita harus lebih semangat lagi.. Kita harus lebih mau untuk berkorban uang, waktu, fikiran,.... dan segalanya.


Bukankah bahasa Arab itu untuk kesuksesan jangka panjang di akhirat kelak?!


Bukankah amalan yang pertama kali dihisab di akhirat kelak adalah sholat? 


Mari kita semangat belajar bahasa Arab! 


Mari kita perbagus ibadah keseharian kita dengan berbekal bahasa Arab!


Semoga kita dimudahkan untuk memahami bahasa Arab dan ilmu-ilmu bermanfaat lainnya.


Mumpung ada kesempatan.... Mumpung segala sesuatunya sekarang serba dimudahkan.... Sarana belajar banyak bertebaran... 


Mari kita syukuri dengan memanfaatkannya sebaik mungkin. Jangan sampai kita sia-siakan. Sebelum penyesalan datang!


Semangat belajar BAHASA ARAB✊


Wassalam.


✍Muhammad Mujianto al-Batawie


๐Ÿ‘‡BELAJAR MENYUSUN KALIMAT๐Ÿ‘‡


https://www.facebook.com/833159150054672/posts/4647677365269479/

MENJADI EDITOR BAHASA

 MENJADI EDITOR BAHASA


@MuhammadMujianto


Pada tahun 2006, saya bekerja di sebuah penerbit buku Islam di bogor. Posisi saya sebagai editor naskah-naskah terjemahan sebelum naik cetak.


Waktu itu pekerjaan saya setiap hari adalah duduk di belakang meja. Di hadapan saya ada naskah terjemahan dan kitab asli berbahasa Arab yang diterjemahin.


Saya baca dulu kitab asli yang berbahasa Arab. Biasanya saya baca perkalimat. Kemudian saya cek naskah terjemahannya. Jika ada terjemahan yang keliru, maka saya betulkan. Jika bahasa terjemahannya sulit difahami, maka saya perbaiki dan sederhanakan. Dan jika ada isi kita yang belum diterjemahin (terlewat), maka sayalah yang kemudian menerjemahkannya.


Saya menikmati pekerjaan saya ini. Sebab saya memang senang dengan bahasa Arab dan saya pun hobi menulis. Jadi pekerjaan ini cocok dengan saya. Walaupun terkadang ada rasa kesal juga. Lho, kok bisa?


Begini...


Terkadang ada naskah terjemahan yang dikirim ke penerbit dalam kondisi yang terkesan “asal”. Sepertinya si penerjemah tidak membaca lagi hasil terjemahannya itu. Dugaan saya dia menerjemahkan langsung di depan komputer, kemudian tanpa dia baca lagi terjemahannya itu dari awal, dia langsung cetak dan dikirim ke penerbit. Padahal bahasanya masih membingungkan. Tidak jelas maksudnya apa. Sehingga saya jadi pusing meriksanya. Akhirnya, banyak hal yang harus saya perbaiki.


Terkait naskah terjemahan yang asal ini, saya juga pernah punya pengalaman membantu seorang ustadz lulusan madinah yang bekerja sebagai editor kitab terjemahan. Saya ditugaskan untuk membaca naskah terjemahan. Sementara si ustadz melihat kitab aslinya yang berbahasa Arab. Saat membaca naskah terjemahan itu, saya saja bingung. Ustadz pun bingung. Bahasanya aneh dan sulit difahami. Akhirnya, ustadz pun jadi pusing. Sehingga naskah itu dialihkan ke editor lainnya. Padahal baru diperiksa beberapa lembar saja.


Saat bekerja sebagai editor, kondisi saya bisa dibilang cukup nyaman. Setiap bulan digaji lumayan. Saya pun diberi tempat tinggal gratis di kantor. Setiap siang dapat jatah makan siang. Menunya lumayan mewah bagi saya. Seringnya rendang atau ayam bakar. Padahal sebelumnya, paling-paling saya makan cuma pake telur dan sayur. Itu pun saya merasa sudah paling mewah.


Terkadang saya juga diminta oleh pimpinan perusahaan untuk menerjemahkan kitab. Tentu saja saya harus mengerjakannya di luar jam kerja. Biasanya saya lakukan saat liburan (Sabtu & Ahad). Dari menerjemahkan kitab ini, sayapun bisa mendapatkan penghasilan tambahan yang cukup lumayan. Seingat saya, perlembar naskah terjemahan waktu itu dihargai Rp.8.000. Perlembar maksudnya satu halaman kertas A4, font 12, dan spasi 1,5.


Suasana kerja di kantor bisa dibilang nyaman. Antar karyawan saling menghormati. Hubungan karyawan dengan atasan pun baik. Dan yang paling penting, setiap waktu sholat, semua aktivitas di kantor dihentikan sejenak. Kemudian semua karyawan pun bergegas menuju mushola untuk sholat berjama’ah.


Menjelang akhir tahun 2007, perusahaan tempat saya bekerja mengalami goncangan. Krisis keuangan terjadi. Sepertinya pimpinan perusahaan telah salah dalam membuat kebijakan-kebijakan yang membuat kondisi keuangan perusahaan jadi sekarat. Akhirnya diputuskanlah untuk mengurangi jumlah karyawan.


Waktu itu saya termasuk karyawan yang masih dipertahankan. Saya diberi tawaran untuk tetap bekerja di perusahaan. Namun karena saya merasa suasana bekerja di perusahaan sudah tidak nyaman lagi, maka saya pun memutuskan untuk keluar.


Setelah keluar, saya memutuskan untuk mewujudkan mimpi-mimpi saya dulu yang sempat tertunda. 


Saya ingin menulis buku!

DAKWAH DI JALANAN

 ๐Ÿ’ฆ DAKWAH DI JALANAN


Surat al-'Ashr mengajarkan kepada kita untuk tidak egois dalam hidup ini. Tidak boleh kita hanya memikirkan diri sendiri. Kita juga harus punya rasa kepedulian pada orang lain.


Ada 4 syarat yang harus kita penuhi jika kita ingin dikeluarkan dari golongan orang-orang yang merugi. Apa saja syaratnya?


1. Beriman

2. Beramal shalih

3. Saling berwasiat dengan kebenaran

4. Saling berwasiat dengan kesabaran


"Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling berwasiat dengan kebenaran, dan saling berwasiat dengan kesabaran." (QS. Al-'Ashr ayat 1-3)


Jadi, tidak cukup kita hanya beriman dan beramal shalih untuk diri kita, kemudian kita cuek dengan keadaan sekitar. Disamping kita memperbaiki diri dengan iman dan amal shalih, kita juga harus memperbaiki sekitar dengan cara berdakwah. Tentunya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.


Tapi begini...


Terkadang oleh sebagian orang, kalau disebut kata "dakwah" yang ada di benaknya adalah seorang ustadz yang sedang mengisi pengajian. Padahal, dakwah tidaklah sesempit itu. Dakwah tidak hanya berbentuk ceramah. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk bisa berdakwah. 


Intinya, kita mengajak orang lain pada kebaikan, ini sudah termasuk dakwah. Dan insyaallah, kita akan mendapatkan pahala karenanya.


Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda:


ู…ู† ุฏَู„َّ ุนู„ู‰ ุฎูŠุฑٍ ูู„ู‡ ู…ุซู„ُ ุฃุฌุฑِ ูุงุนู„ِู‡


“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim).


Saya kasih gambaran sederhana begini...


Saya yakin, kebanyakan dari kita tentu punya sepeda motor, kan? 


Nah,  pernah nggak kita perhatikan, banyak orang menempelkan stiker di belakang sepeda motornya. Biasanya hanya untuk lucu-lucuan saja.


Naah...


Ini sebenarnya bisa kita jadikan sebagai sarana dakwah. Kita bisa tempel stiker berisi ajakan kebaikan di belakang motor kita.


Misalnya kalimat  begini:


"LAGI NYETIR, JANGAN LUPA ZIKIR"


"SAMBIL NUNGGU LAMPU MERAH, PERBANYAK ISTIGHFAR!"


"MAU NGEBUT? EMANG AMAL UDAH CUKUP?!


"ORANG CERDAS SELALU INGAT DENGAN YANG DI ATAS"


"SYUKUR ITU INDAH, SYUKUR ITU IBADAH"


"KALIMAT YANG BAIK ADALAH SEDEKAH"

...


Kalau nanti ada orang baca, kemudian dia melakukan kebaikan setelah membaca kata-kata yang tertera di stiker kita, insyaallah, kita akan kecipratan pahalanya juga. Semakin banyak yang melakukan kebaikan, semakin banyak pula pahala yang kita akan dapatkan.


Dan, kita pun bisa terus dapat pahala selama orang yang membaca stiker kita masih terus melakukan amalan kebaikan yang kita ajak lewat stiker yang kita tempel. Pahala mengalir akan terus kita dapat, insyaallah.


Naah...


Jadi lewat stiker ini, kita bisa menabur benih-benih pahala di jalanan. Semoga benih-benih pahala ini nantinya bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga kelak bisa kita panen di akhirat.


Demikian.


Semoga bermanfaat.


Semangat Berdakwah!


✍️ Muhammad Mujianto

OTODIDAK, MUNGKINKAH?

 OTODIDAK, MUNGKINKAH?


Saya ingin sedikit bercerita...

Ceritanya begini...


Tahun 2002 bisa dibilang saya baru awal-awal belajar bahasa Arab. Saya baru belajar buku-buku Nahwu tingkat pemula. Itupun hampir semua saya pelajari sendiri.


Yang saya ingat, waktu itu saya baru pelajari: Kitab al-Muyassar, Mukhtarat, Terjemah Ajurrumiyyah, Kitabut Tashrif, Amtsilatul Jumal, dan beberapa buku Nahwu terjemah yang saya beli di toko buku.


Untuk latihan istima', saya biasa dengarkan kaset ceramah Syaikh Utsaimin dan Syaikh Fauzan. Saya dengarkan berulang-ulang hingga faham sebagian besarnya.


Waktu itu saya belum belajar Kitab Mulakhos dan belum ikut daurohnya yang biasa diadakan di Gresik Jawa Timur. Tapi, alhamdulillah saya sudah bisa baca kitab dikit-dikit. Semua saya latih sendiri secara mandiri, tanpa bimbingan guru secara langsung.


Suatu hari, saya dapat info dauroh syar'iyyah gratis selama 15 harian di Akademi Dakwah Islam (ADI) Leuwiliang. Syaratnya minimal bisa berbahasa Arab pasif. Saya pun nekat ikut. Sendirian saya berangkat ke sana.


Bisa dikatakan ini adalah dauroh paling mewah yang pernah saya ikuti. Makan enak, kitab panduan diberikan gratis, liburan ke Pulau Bidadari di akhir dauroh, dan pulangnya pun diongkosin.


Kitab yang dibahas waktu itu seingat saya: Manhajus Salikin Bab Nikah, Syarah Tsalatsatul Ushul Syaikh Utsaimin, Syarah Mukhtashor Lum'atul I'tiqod, Tafsir Syaikh Utsaimin,  DLL (Dan Lupa Lagi).


Pengajarnya adalah para ahli ilmu dari Saudi, Murid Syaikh Ibnu Baz dan Syaikh Ibnu Utsaimin. Jadi belajarnya full bahasa Arab.


Alhamdulillah, dauroh bisa saya ikuti dengan baik. Saya faham apa yang disampaikan. Sayangnya waktu itu (hingga sekarang), saya tidak lancar muhadatsah. Jadi, saya kurang bisa berinteraksi langsung langsung dengan mereka.


Takutnya nanti pas ditanya, saya jawabya kebanyakan:


"Mmm.... Ya'niy... Keif... Madza...."


Sekarang, ADI sudah tiada. Sudah bubar setelah kasus Bom Bali 2. Setelah kasus itu, dana bantuan dari luar jadi susah masuk. 


Inilah diantara mudhorot bom bunuh diri. Pihak yang tidak ada hubungan apa-apa dengan pengebom jadi kena getahnya.


Intinya, yang ingin saya sampaikan:


Belajar bahasa Arab untuk sekadar bisa baca kitab dan listening, insyaallah masih bisa dilakukan otodidak. Apalagi sekarang sarana belajar banyak. 


Beda dengan muhadatsah. Memang harus ada lingkungan yang mendukung. Butuh praktek bersama. Berat untuk dipelajari sendirian tanpa teman. 


Demikian.


Semoga bermanfaat.


✊Semangat Belajar✊


#EdisiKenangan

BENIH PAHALA DI JALANAN

 ๐Ÿš™ MENABUR BENIH PAHALA DI JALANAN


Surat al-'Ashr mengajarkan kepada kita untuk tidak egois dalam hidup ini. Tidak boleh kita hanya memikirkan diri sendiri. Kita juga harus punya rasa kepedulian pada orang lain.


Ada 4 syarat yang harus kita penuhi jika kita ingin dikeluarkan dari golongan orang-orang yang merugi. Apa saja syaratnya?


1. Beriman

2. Beramal shalih

3. Saling berwasiat dengan kebenaran

4. Saling berwasiat dengan kesabaran


"Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali, orang-orang yang beriman, beramal shalih, saling berwasiat dengan kebenaran, dan saling berwasiat dengan kesabaran." (QS. Al-'Ashr ayat 1-3)


Jadi, tidak cukup kita hanya beriman dan beramal shalih untuk diri kita, kemudian kita cuek dengan keadaan sekitar. Disamping kita memperbaiki diri dengan iman dan amal shalih, kita juga harus memperbaiki sekitar dengan cara berdakwah. Tentunya sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.


Tapi begini...


Terkadang oleh sebagian orang, kalau disebut kata "dakwah" yang ada di benaknya adalah seorang ustadz yang sedang mengisi pengajian. Padahal, dakwah tidaklah sesempit itu. Dakwah tidak hanya berbentuk ceramah. Banyak cara yang bisa kita lakukan untuk bisa berdakwah. 


Intinya, kita mengajak orang lain pada kebaikan, ini sudah termasuk dakwah. Dan insyaallah, kita akan mendapatkan pahala karenanya.


Rasulullah Shallallahu’alaihi wa Sallam bersabda:


ู…ู† ุฏَู„َّ ุนู„ู‰ ุฎูŠุฑٍ ูู„ู‡ ู…ุซู„ُ ุฃุฌุฑِ ูุงุนู„ِู‡


“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR. Muslim).


Saya kasih gambaran sederhana begini...


Saya yakin, kebanyakan dari kita tentu punya sepeda motor, kan? Nah,  pernah nggak kita perhatikan, banyak orang menempelkan stiker di belakang sepeda motornya. Biasanya hanya untuk lucu-lucuan saja.


Naah...


Ini sebenarnya bisa kita jadikan sebagai sarana dakwah. Kita bisa tempel stiker berisi ajakan kebaikan di belakang motor kita.


Misalnya kalimat  begini:


"LAGI NYETIR, JANGAN LUPA BERZIKIR"


"SAAT DI LAMPU MERAH, PERBANYAK ISTIGHFAR"


"JANGAN TUNGGU ORANG TUA MATI UNTUK JADI ANAK YANG BERBAKTI"


Dll.


(Ada 30 lebih stiker nasihat yang sudah saya buat. Silakan lihat di: https://www.facebook.com/Stiker-Dakwah-Fahimna-336467893604410/).


...


Kalau nanti ada orang baca, kemudian dia melakukan kebaikan setelah membaca kata-kata yang tertera di stiker kita, insyaallah kita akan kecipratan pahalanya juga. Semakin banyak yang melakukan kebaikan, semakin banyak pula pahala yang kita akan dapatkan.


Dan, kita pun bisa terus dapat pahala selama orang yang membaca stiker kita masih terus melakukan amalan kebaikan yang kita ajak lewat stiker yang kita tempel. Pahala mengalir akan terus kita dapat, insyaallah.


Selain stiker, kita bisa juga mengajak pada kebaikan lewat kaos bertuliskan kata-kata yang baik dan menginspirasi orang untuk mau berubah menjadi lebih baik (Contoh kaos dakwah bisa dilihat di http://bit.ly/fahimnacollection )


Naah...


Jadi lewat stiker dan kaos dakwah ini, kita bisa menabur benih-benih pahala di jalanan. Semoga benih-benih pahala ini nantinya bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga kelak bisa kita panen di akhirat.


Demikian.


Semoga bermanfaat.


Silakan diminum kopinya ☕


✍ Bukit Asri Ciomas, Rabu 28 Rabi'ul Awwal 1440H (5/12/2018)

๐Ÿ‘” Abu Ali Muhammad Mujianto al-Batawie


๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป๐ŸŒป


☕ Majelis lainnya bisa dibaca di: https://www.facebook.com/Majelis-Kopi-Hitam-Setengah-Gelas-817613961649683/

BELAJAR BAHASA ARAB SECARA OTODIDAK

 ✍️BELAJAR BAHASA ARAB SECARA OTODIDAK, KENAPA TIDAK ?!


Sekali lagi saya sarankan. Bagi Anda yang punya kemampuan dan kesempatan, sebaiknya Anda belajar bahasa Arab setahun-dua tahun di pondok pesantren. 


Atau jika tidak, Anda bisa ikutan kursus bahasa Arab di lembaga-lembaga kursus bahasa Asing. Intinya, sebisa mungkin Anda mencari pembimbing yang bisa mengajarkan bahasa Arab secara langsung. Insya Allah cara ini lebih efektif. 


Namun, bagi Anda yang belum ada kemapuan dan kesempatan untuk itu, maka silakan Anda belajar secara otodidak. Insya Allah jika Anda bisa menjalaninya dengan baik, hasil yang Anda peroleh tidak jauh dengan mereka yang belajar bahasa Arab di pondok pesantren atau di lembaga kursus bahasa Arab. 


๐Ÿ‚ Seperti Telur


Menurut saya, belajar itu seperti menetaskan telur.  Tidak hanya ada satu cara untuk menetaskan telur. Setahu saya, minimal ada dua cara. Pertama, kita tetaskan telur dengan cara dierami oleh induk ayam langsung. Kita letakkan telur di bawah tubuh induk ayam yang sedang mengeram. Kedua, kita letakkan telur di sebuah ruangan yang suhunya sama dengan suhu di bawah tubuh ayam betina yan g sedang mengerami telurnya. 


Belajar bahasa Arab pun begitu. Untuk bisa bahasa Arab, tidak mesti kita harus masuk dulu ke pondok pesantren. Kalau bisa sih bagus. Namun kalau tidak, kita bisa gunakan cara lain. Kita bisa belajar secara mandiri alias otodidak. Yang penting, kita bisa menciptakan atmosfir belajar kita seperti layaknya belajar di pondok pensantren. 


๐Ÿ‚ Mereka yang Berhasil


Saya belum dapati contoh orang yang bisa bahasa Arab hanya mengandalkan belajar dari buku tanpa keterlibatan media lain, seperti MP3, VCD, dll. Saya juga belum dapati contoh orang yang bisa bahasa Arab tanpa sekalipun bertanya/konsultasi kepada orang yang sudah bisa bahasa Arab. 


Namun saya kenal dengan beberapa orang yang tidak pernah mondok di pesantren, namun kemudian mereka berhasil mengauasai ilmu Nahwu dan ilmu Shorof. Pada kesempatan kali ini saya akan ceritakan dua orang saja. Semoga bisa diambil pelajaran dari mereka berdua.


*****


Sebut saja namanya Si Ahmad dan Si Ali. Mereka berdua berasal dari sekolah umum. Sehingga tentu saja mereka belum pernah kenal dengan ilmu Nahwu dan Shorof sebelumnya. Mereka baru mengenalnya saat tinggal bersama di sebuah rumah kontarakan yang berlokasi di sekitar kampus tempat mereka kuliah. 


Kebetulan kawan satu kontrakan mereka ada yang lulusan pondok pesantren. Sehingga dia diminta untuk mengajar kawan-kawan yang ada di rumah kontrakan itu. Hampir setiap hari mereka belajar. Waktunya pagi hari ba’da shubuh, kurang lebih 45 menit. 


Namun, kegiatan belajar bahasa Arab di kontrakan mereka tidak berlangsung lama. Karena terbentur kesibukan kuliah, akhirnya pelajaran dibubarkan. Namun, meskipun di kosan itu sudah tidak ada lagi kegiatan belajar bahasa Arab, tidak lantas menghentikan kegiatan belajar Si Ahmad dan Si Ali. Mereka tetap belajar bahasa Arab. Namun mereka belajar sendiri dengan caranya masing-masing. 


Saat liburan kuliah, Si Ahmad memutuskan untuk mengikuti pelatihan bahasa Arab selama sebulan di sebuah pondok pesantren. Setelah itu, dia juga mengikuti pelatihan bahasa Arab selama beberapa minggu yang diadakan oleh sebuah yayasan Islam. Selanjutnya, dia banyak mengembangkan kemampuan bahasa Arabnya sendiri.  


Dia coba praktikkan ilmu bahasa Arab yang sudah dia pelajari dengan cara membaca dan mengkaji kitab-kitab ulama. Dia juga minta bantuan salah seorang ustadz untuk membimbingnya berlatih membaca kita gundul. Hingga akhirnya dia punya kemampuan yang cukup untuk membaca kitab-kitab ulama. Dia pun lantas diterima bekerja sebagai editor bahasa di sebuah penerbit buku Islam yang cukup besar di Jakarta. Diantara tugasnya ialah memeriksa hasil terjemahan buku berbahasa Arab sebelum naik cetak.


*****


Lalu, bagaimana dengan Si Ali. Agak berbeda dengan Si Ahmad, Si Ali lebih memilih belajar bahasa Arab sendiri lewat buku. Dia coba beli banyak buku tata bahasa Arab (Nahwu-Shorof). Dia baca dan dia kaji sendiri. Jika menemui kesulitan, dia tanyakan kepada kawannya yang bisa. Dan ini berlangsung sekitar 4 tahun lamanya.


Dia tamatkan beberapa buku Nahwu tingkat dasar. Dia hafalkan pola-pola pembentukan kata dalam ilmu Shorof. Kemudian, dia coba berlatih membaca kitab-kitab gundul. Dan, pada suatu kesempatan, dia juga mengikuti pelatihan bahasa Arab di sebuah pondok pesantren yang sama dengan yang pernah diikuti oleh Si Ahmad.  


Alhamdulillah, setelah sekian tahun lamanya belajar, dia berhasil menguasai ilmu Nahwu dan Shorof. Beberapa kitab ulama pernah dia terjemahkan dan kemudian diterbitkan. 


*****


Nah, kedua cerita di atas semoga bisa memberikan tambahan penjelasan bahwa untuk bisa bahasa Arab tidak mesti harus masuk pondok pesantren. Di luar pondok pesantren pun kita bisa mempelajarinya. Kita bisa belajar bahasa Arab secara otodidak. Tinggal yang kita butuhkan sekarang adalah informasi bagaimana caranya belajar otodidak yang efektif. Agar hasil yang dicapai pun bisa memuaskan. Insya Allah informasi itu akan Anda dapatkan di dalam buku ini. 


Jadi, belajar bahasa Arab secara otodidak, kenapa tidak ?!


Wallahu a’lam.


✍️Muhammad Mujianto


๐Ÿ“š FAHIMNA PUBLISHING


Pemesanan buku terbitan FAHIMNA PUBLISHING bisa menghubungi NO WA: http://wa.me/62895352886439

BUKU TERJEMAHAN

 ๐Ÿ“’BUKU TERJEMAHAN


Banyak hal yang patut kita syukuri di zaman sekarang ini. Diantaranya kehadiran buku-buku terjemahan. 


Alhamdulillah, sekarang banyak muncul buku-buku Islam terjemahan yang sangat bermanfaat. Khususnya bagi kita yang belum bisa bahasa Arab.


Kalau saya tidak salah ingat, mulai maraknya buku-buku Islam terjemahan itu sekitar tahun 2000-an ke atas. Dan kualitas terjemahannya pun semakin ke sini semakin bagus. Penerbit juga semakin selektif dalam menerbitkan naskah. Nggak asal terbit.


Beda dengan dahulu. Biasanya dari penerjemah, buku langsung diedit bahasa dan di-layout, kemudian dicetak. Kalau sekarang, sepertinya banyak penerbit yang melakukan seleksi ketat terhadap buku terjemahannya. Dari penerjemah, buku dikirim dulu ke editor ahli (biasanya ustadz yang bergelar Lc). Setelah itu baru ke editor bahasa agar lebih enak dibacanya. Baru kemudian di-layout dan naik cetak.


Walaupun sudah dilakukan seleksi ketat, namun terkadang masih ada saja ditemui kesalahan. Dan ini tentu saja wajar. Namanya juga buatan manusia, tentu tidak ada yang sempurna.Namun paling tidak, dengan adanya seleksi ketat ini, kesalahan lebih bisa diminimalisir. 


Dahulu, ketika saya awal-awal belajar bahasa Arab, saya sering mengamati buku-buku terjemahan. Iseng-iseng saya coba edit sambil coba mempraktikkan kaidah Nahwu-Shorof yang sudah saya pelajari. Biasanya saya coba cek teks hadits dan terjemahannya.


Ternyata, saya sering menjumpai kesalahan. Bahkan ada yang sampai puluhan. Kebanyakannya salah penulisah harokat hadits. Padahal, buku itu sudah melewati editor ahli terlebih dahulu. 


Waktu saya kerja sebagai editor bahasa di sebuah penerbit buku Islam di Bogor, saya juga sering menjumpai kesalahan terjemah. Terkadang, ada terjemahan yang harus saya rombak total. Dugaan kuat saya, penerjemah tidak baca-baca lagi hasil terjemahannya. Setelah dia terjemah, naskah langsung diprint dan dikirim ke penerbit. 


Pernah juga, saat mengedit sebuah buku, saya cocokan naskah terjemahan dengan buku yg sudah terbit lebih dulu dengan judul asli yang sama. Dan pernah saya jumpai, buku terjemahan yang lebih dulu terbit itu banyak yg keliru. Terjenahannya banyak yang nggak pas. 


Namun saya tidak kaget. Sebab, penerbit dari buku terjemahan itu sudah dikenal orang tentang kualitas terjemahannya.


Tapi memang....


Tugas penerjemah itu nggak mudah. Disamping dia harus faham bahasa Arab, dia juga harus faham isi buku yang diterjemahkan. Dan dia harus bisa menyusun kalimat bahasa Indonesia yang mudah difahami. 


Kemudian, dia juga harus sabar. Setelah terjemahan jadi, dia mestinya tidak langsung kirim naskah ke penerbit. Mestinya dia baca-baca lagi. Kalau dianya saja nggak ngerti, gimana nanti orang lain yang baca. Kasihan editor ahlinya nanti. Bisa pusing bacanya!


Saya saja dulu, waktu lagi semangat-semangatnya berlatih menerjemahkan, kadang naskah terjemahan harus saya baca berkali-kali sebelum saya kirim ke penerbit. Bahkan seingat saya, ada yang sampai lebih dari 10 kali saya baca bolak-balik.


Oya, ini pengalaman saya juga nih...


Pernah saya jadi asisten editor ahli yang lulusan Universitas Islam Madinah. Beliau mudir pondok pesantren di Bogor, deket Kampus IPB. Waktu saya bantu bacakan naskah yang akan beliau edit, beliaunya pusing. Saya juga pusing, karena bahasanya sulit difahami. Akhirnya naskah itu dibatalkan.


Nah..


Dari semua ini kita bisa mengambil beberapa pelajaran berikut:


1. Hendaknya kita selektif dalam memilih buku-buku terjemahan. Pilihlah yang berasal dari penerbit yang amanah dan profesional. 


2. Hendaknya kita tidak mencukupkan diri dengan buku terjemahan. Kalau ada kemampuan, kita coba juga baca buku aslinya yang berbahasa Arab. 


3. Kalau saat ini kita sedang belajar bahasa Arab, coba juga praktikkan kaidah yang sudah kita pelajari. Kita coba kritisi tulisan Arab yang ada di buku terjemahan. Kalau ada kesalahan, kita bisa menulis surat ke penerbit untuk memberi masukan. Dan alhamdulillah, saya pernah melakukan hal ini.


Terakhir, ada seorang ustadz yang pernah memberi nasihat tentang kriteria buku terjemahan yang bagus. Diantaranya:


1. Penerjemahnya faham bahasa Arab dan faham isi buku. Misalnya, buku tentang hadits hendaknya diterjemahkan oleh ustadz lulusan fakultas hadits atau yang ngerti ilmu hadits.


2. Terjemahan diedit isinya oleh editor ahli, yaitu orang yang berkompeten di bidangnya.


3. Bahasa buku terjemahan diedit oleh orang yang pandai menyusun kata, agar enak dibaca dan mudab difahami.


Ini!


Semoga bermanfaat.


Silakan diminum kopinya.


Wassalam.


☕Bogor, Rabu sore 11/1/2017

๐Ÿ–Š️Muhammad Mujianto al-Batawie


⏰BAHASA ARAB 5 MENIT⏰


๐Ÿ‘‡VIA YOUTUBE๐Ÿ‘‡

https://youtube.com/playlist?list=PLaZXzoTqr1A8gqMadakc3czqYCvxJLxcK

SALAH TERJEMAH

 ❗SALAH TERJEMAH❗


Saya setuju dengan pendapat seorang ustadz terkait buku-buku terjemahan. Hendaknya kita bersikap tengah-tengah. Tidak menolak semua, namun tidak juga menelan begitu saja. 


Maksudnya begini.


Tidak bisa dipungkiri bahwa buku terjemahan itu sangat bermanfaat. Terutama bagi kita-kita yang belum bisa bahasa Arab. Lewat buku terjemahan, kita jadi bisa menikmati isi kitab ulama yang bagus-bagus.


Namun, hendaknya kita tidak terima begitu saja isi buku terjemahan. Sebab tidak jarang didapati salah terjemah. Kita harus kritis saat membacanya. Jika menemui keganjilan, kita bisa tanya kepada orang yang faham. 


Nah...


Untuk bisa meminimalisir kesalahan dalam buku terjemah, kita bisa bertanya atau mencari informasi terlebih dahulu. Kita cari tau penerbit buku mana yang memang amanah dan profesional. 


Kemudian, kita bisa cek bagian dalam buku. Cari tau apakah buku terjemahan itu sudah melewati editor ahli. Biasanya editor ahli adalah seorang ustadz lulusan timur tengah atau minimal yang bergelar Lc.


*****


Namun, tidak semua buku terjemahan yang sudah diedit oleh editor ahli itu bersih dari kesalahan. 


Bahkan saya pernah mendapati sebuah buku terjemahan cetakan pertama yang telah diedit ustadz lulusan timur tengah, namun terdapat puluhan kesalahan. Ada salah tulisan Arab dan juga salah terjemah. 


Pada cetakan kedua, buku diedit kembali oleh editor lain dan penerbit meminta maaf atas banyaknya kesalahan pada cetakan pertama.


Jadi...


Tetap, kita harus kritis saat membaca buku terjemahan. Tidak terima begitu saja.


Kita bisa lakukan beberapa langkah berikut:


๐Ÿ’™Pertama, kalau kita bisa bahasa Arab, coba kita cek tulisan Arab yang ada di buku terjemah. Terutama tulisan do'a. Sebab bahaya kalau kita amalkan, ternyata do'a yang kita ucapkan keliru.


Contohnya saya pernah baca dalam buku terjemahan tertulis lafazh do'a:


ุงู„ู„ู‡ู… ุฑุจ ุฌุจุฑูŠู„....


Padahal dalam kitab aslinya yang berbahasa Arab tertulis:


ุงู„ู„ู‡ู… ุฑุจ ุฌุจุฑุงุฆูŠู„


๐Ÿ’™Kedua, kalau ada yang ganjil coba kita cek kitab aslinya yang berbahasa Arab. Atau, kita tanya sama orang yang lebih faham dari kita.


Misalnya, saya pernah baca dalam buku terjemahan begini:


"Pada suatu hari, aku sedang melaksanakan shalat, tiba-tiba Nabi saw. lewat di sampingku, seketika itu beliau menendangku seraya bersabda....".


Awal membaca saya merasa janggal. Masak sih Nabi menendang Sahabatnya ketika sedang shalat?


Saat saya cek ke kitab aslinya yang berbahasa Arab, tertulis seperti ini:


ูู…ุฑ ุจูŠ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู…، ูˆ ู‚ุฏ ุตู„ูŠุช، ูุถุฑุจู†ูŠ ุจุฑุฌู„ู‡ ูˆ ู‚ุงู„:


Perhatikan baik-baik dua kalimat berikut:


ูˆ ู‚ุฏ ุตู„ูŠุช


Diterjemahkan dengan: "...aku sedang melaksanakan shalat...".


Padahal -menurut saya- tepatnya adalah: Aku sudah shalat atau aku baru saja selesai shalat.


Kemudian kalimat:


ูุถุฑุจู†ูŠ ุจุฑุฌู„ู‡


Diterjemahkan: "...seketika itu beliau menendangkau...".


Benarkah terjemahnya demikian? 


Kalau kita terjemahkan perkata memang terjemahannya begini: "...kemudian beliau memukulku dengan kakinya...".


Tapi, rasanya gimana gitu, kalau diterjemahkan seperti itu.


Saya coba tanya seorang Ustadz, kata beliau, terjemahan yang tepat menurutnya adalah "menyenggol". Dan dalam syarah haditsnya dikatakan bahwa itu dilakukan agar orang yang diajak bicara perhatian dengan apa yang ingin disampaikan. 


Wallahu a'lam.


***


Contoh lain lagi, pada buku terjemahan yang sama tertulis:


"Ummu Syarik meriwayatkan di dalam Shahih Bukhari bahwa Nabi saw. memerintahkan umat Islam untuk membunuh tokek karena tokek berbunyi ketika Nabi Ibrahim dilempar ke dalam api. Sementara binatang yang lain, tidak ada yang berbunyi karena mereka ikut bersedih atas peristiwa yang menimpa Nabi Ibrahim."


Saya merasa ada yang ganjil. Setau saya selama ini cicak atau tokek boleh dibunuh karena dahulu dia membantu niup api yang digunakan untuk membakar Nabi Ibrahim 'alaihissalam, sehingga api jadi membesar. Ini yang saya tau. Bukan karena alasan berbunyi.


Karena penasaran, saya coba cek ke kitab aslinya. Ternyata di kitab aslinya tertulis begini:


ูˆ ู‚ุฏ ุซุจุช ููŠ ((ุตุญูŠุญ ุงู„ุจุฎุงุฑูŠ)) ู…ู† ุญุฏูŠุซ ุฃู… ุดุฑูŠูƒ ((ุฃู† ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆ ุณู„ู… ุฃู…ุฑ ุจู‚ุชู„ ุงู„ูˆุฒุบ ูˆ ู‚ุงู„: ูƒุงู†ุช ุชู†ูุฎ ุนู„ู‰ ุฅุจุฑุงู‡ูŠู…)).


Jadi, berdasarkan kitab asli, alasan diperintahkan bunuh cicak atau tokek karena dia ุชู†ูุฎ (Arti: Meniup) api yg digunakan untuk membakar Nabi Ibrahim.


Dan di kitab asli tidak ada tambahan untuk terjemahan: "Sementara binatang yang lain.... ".


Entah dari mana tambahan terjemahan ini? Apa kitab aslinya beda? Padahal saya cek tahun cetakannya sama.


Wallahu a'lam.


Demikian yang saya fahami.


Naah...


Lalu, siapa yang salah kalau begini? Penerjemah?


Belum tentu!


Sebab, berdasarkan pengalaman saja jadi penerjemah, editor bahasa, dan asisten editor ahli, saya jadi tau kalau buku terjenahan itu kadang hasil campur tangan banyak orang. Tidak hanya penerjemah.


Bisa jadi kesalahan datang dari editor ahli yang mengubah atau menambah. Atau dari editor bahasa. Atau layouter lupa masukin beberapa bagian yang sudah diperbaiki. Dll.


Tapi, intinya...


Buku terjemahan itu bermanfaat. Hanya saja, kita perlu kritis dalam membacanya. Dan juga selektif memilih buku terjemahan. 


Kalau ada kesalahan, jangan sungkan-sungkan untuk menyurati penerbit. Hendaknya kita saling mengingatkan untuk kebaikan bersama.


Ituh!


Silakan dimimum kopinya.


Wassalam.


✏Bogor, Malam Rabu 24/1/2017

✍️ Muhammad Mujianto


๐Ÿ“’MATERI PELENGKAP UNTUK PEMULA


⏰BAHASA ARAB 5 MENIT⏰


๐Ÿ‘‡VIA YOUTUBE๐Ÿ‘‡

https://youtube.com/playlist?list=PLaZXzoTqr1A8gqMadakc3czqYCvxJLxcK

MISTERI PERUBAHAN HAROKAT AKHIR KATA

 ๐Ÿ“’ MISTERI PERUBAHAN HAROKAT AKHIR


Kawan...


Pernah nggak sekali waktu kita bertanya dalam hati: Apa fungsi harokat akhir pada sebuah kata? Kenapa bisa berubah? Kenapa kadang dhommah, kadang fathah, kadang kasroh?


Coba saja lihat di al-Qur’an. Kenapa kadang lafazh Allah berharokat akhir DHOMMAH, kadang FATHAH, dan kadang KASROH. 


Kenapa, coba?


Naah...!


Ini dia nih yang akan kita bahas sekarang.


Begini...


Harokat akhir kata dalam bahasa Arab itu bisa berpengaruh besar terhadap maksud dari sebuah kalimat. Kadang, beda harokat sedikit saja, bisa menyebabkan perbedaan maksud yang jauh. Bahkan kadang bisa berakibat fatal kalau salah memberi harokat akhir. 


Ada dua buah cerita menarik yang menunjukkan tentang pentingnya kita menentukan harokat akhir kata dengan tepat. Tidak boleh asal-asalan. Ceritanya saya ambil dari sebuah Kitab Nahwu berjudul At-Ta’liqoot al-Jaliyyah ‘ala Syarh al-Mukaddimah al-Aajrumiyyah, karya Abu Anas Asyraf bin Yusuf bin Hasan, halaman 50. 


Begini ceritanya...


✏Cerita Pertama


Cerita pertama ini tentang dialog antara Abul Aswad ad-Duali dengan putrinya. Suatu hari, putrinya berkata kepadanya:


ู…َุง ุฃَุญْุณَู†ُ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ


Dia men-DHOMMAHKAN kata “ุฃَุญْุณَู†ُ” dan meng-KASROHKAN kata “ุงู„ุณَّู…َุงุกِ”.


Abul Aswad mengira putrinya sedang bertanya tentang sesuatu yang paling indah di langit. Diapun spontan menjawab:


ุฃَูŠْ ุจُู†َูŠَّุฉُ، ู†ُุฌُูˆْู…ُู‡َุง


“Wahai putriku, bintang-bintangnya”.


Tapi putrinya malah menyanggahnya. Sebab, dia tidak sedang bertanya. Dia sedang takjub dengan keindahan langit. 


Abul Aswad pun kemudian faham bahwa putrinya telah salah dalam memberikan harokat akhir kata. Mestinya putrinya itu mem-FATHAHKAN kata “ุฃุญุณู†” dan kata “ุงู„ุณู…ุงุก”. Bukannya malah men-DHOMMAHKAN kata “ุฃุญุณู†”dan meng-KASROHKAN kata “ุงู„ุณู…ุงุก”.


Dia lalu membimbing putrinya seraya berkata:


ุฅِุฐًุง ู‚ُูˆْู„ِูŠْ: ู…َุง ุฃَุญْุณَู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุกَ


“Kalau begitu, katakanlah: “Maa ahsana as-samaa-a!” (Alangkah indahnya langit itu!)”


(SELESAI CERITA)


Tuh kan…. Jauh banget kan artinya?!


Beda harokat akhir sedikit saja bisa memberi perbedaan maksud yang jauh sekali. Saya ulang di sini perbedaan dari kedua kalimat di atas.


ู…َุง ุฃَุญْุณَู†ُ ุงู„ุณَّู…َุงุกِ


“Apa yang paling indah dari langit itu?”


(Redaksi kalimatnya berupa PERTANYAAN)


Tapi kalau...


ู…َุง ุฃَุญْุณَู†َ ุงู„ุณَّู…َุงุกَ


“Alangkah indahnya langit itu!”


(Redaksi kalimatnya berupa PERNYATAAN TAKJUB)


Ini cerita pertama…


✏Cerita Kedua


Kisah kedua tentang kesalahan seorang Arab  dalam membaca QS. Al-Taubah ayat 3.


ุฃู† ุงู„ู„ู‡ ุจุฑู‰ุก ู…ู† ุงู„ู…ุดุฑูƒูŠู† ูˆ ุฑุณูˆู„ู‡


Dia mengKASROHKAN kata “ุฑุณูˆู„”. Mestinya berharokat akhir DHOMMAH. 


Kemudian seorang Arab badui mendengar bacaan orang ini. Si Arab badui ini pun kemudian berkata, “Benarkah Allah telah berlepas diri dari Rasul-Nya? Kalau begitu aku juga akan berlepas diri darinya”.


Hal ini pun kemudian sampai ke telinga Umar bin al-Khathab radhiyallahu ‘anhu. Dia pun berkata kepada Si Arab badui ini, “Wahai badui! Apakah engkau berlepas diri dari Rasulullah?!”


Si Arab badui ini pun menjawab, “Wahai Amirul Mu’minin. Sungguh aku pernah datang ke Madinah. Waktu itu aku tidak punya pengetahuan tentang al-Qur’an. Akupun kemudian meminta orang untuk membacakan al-Qur’an kepadaku. Dia pun membacakan surat ini:


ุฃู† ุงู„ู„ู‡ ุจุฑู‰ุก ู…ู† ุงู„ู…ุดุฑูƒูŠู† ูˆ ุฑุณูˆู„ู‡


Lalu, aku pun berkata,” Apakah Allah telah berlepas diri dari Rasul-Nya? Kalau begitu aku juga akan berlepas diri darinya”.


Umar berkata, “Wahai badui, bukan begitu bacanya!”


Umar lalu membetulkan cara membaca ayat itu. Setelah kejadian itu, Umar melarang membacakan al-Qur’an kecuali orang yang faham bahasa Arab. Dia pun kemudian memerintahkan Abul Aswad Ad-Duali untuk menyusun kaidah dasar ilmu Nahwu.


(SELESAI CERITA)


*****


Sobat…


Tahukah Antum, apa bedanya jika kata “ุฑุณูˆู„” dibaca DHOMMAH dengan dibaca KASROH?


Ini dia bedanya:


[JIKA DIBACA DHOMMAH]


ุฃู† ุงู„ู„ู‡ ุจุฑู‰ุก ู…ู† ุงู„ู…ุดุฑูƒูŠู† ูˆ ุฑุณูˆู„ُู‡


“Bahwasanya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrik”


[JIKA DIBACA KASROH]


ุฃู† ุงู„ู„ู‡ ุจุฑู‰ุก ู…ู† ุงู„ู…ุดุฑูƒูŠู† ูˆ ุฑุณูˆู„ِู‡


“Bahwasanya Allah berlepas diri dari orang-orang musyrik dan Rasul-Nya”


Jauh sekali bedanya, bukan?! Kita akan faham hal ini jika kita sudah BELAJAR BAHASA ARAB.


Jadi, kalau Antum mau tau penjelasan rinci kedua cerita di atas, ya Antum harus belajar bahasa Arab dulu. Fahami kaidah Nahwu dulu. Kalau Antum belum pernah belajar, nanti nggak nyambung kalo saya jelasin juga.


Ujung-ujungnya nanti bisa "Jaka Sembung bawa baskom". Nggak nyambung, Om!


*****


Makanya nih…


Untuk meminimalisir kesalahan yang semisal ini, kita kudu belajar bahasa Arab. Supaya kita jadi tau, kapan seharusnya ngasih harokat dhommah, fathah, kasroh, dan sukun. Jangan sampai kita salah ngasih harokat yang menyebabkan salah arti. Bisa bahaya nanti!


Alhamdulillah..


Sekarang ini belajar bahasa Arab semakin mudah. Tempat kursus bisa kita jumpai di mana-mana. Kalau kita nggak sempet ikut kursus langsung, kita bisa ikutan kursus bahasa Arab online. Misalnya ikut Pelatihan Bahasa Arab Online METODE FAHIMNA yang saya bimbing langsung. 


๐Ÿ‘‰ INFO PELATIHAN:


https://www.facebook.com/groups/314170628628710/permalink/4629317617113968/


๐Ÿ‘‡Bisa juga belajar via YOUTUBE๐Ÿ‘‡


https://youtube.com/playlist?list=PLaZXzoTqr1A8gqMadakc3czqYCvxJLxcK


*****


Kalau nggak sempet juga ikut pelatihan online, Antum bisa belajar lewat buku. Saya juga sudah susun beberapa buku bahasa Arab yang insya Allah bisa dipelajari secara OTODIDAK. Bisa dilihat infonya di ๐Ÿ‘‡


๐Ÿ‘‡INFO BUKU FAHIMNA PUBLISHING๐Ÿ‘‡


✨ SHOPEE

๐Ÿ‘‰ KLIK: https://shopee.co.id/fahimna_publishing


✨ TOKOPEDIA

๐Ÿ‘‰ KLIK: https://tokopedia.com/tokofahimna


*****


Semoga dua kisah yang saya sampaikan tadi bermanfaat dan bisa membuat kita semakin semangat untuk belajar bahasa Arab.


Wassalam.


✍Bogor, Jum’at pagi 13/1/2017


✍️Muhammad Mujianto